Operasi Pasar Belum Mampu Turunkan Harga Elpiji

id elpiji

Operasi Pasar Belum Mampu Turunkan Harga Elpiji

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Operasi pasar dilakukan Pertamina dalam beberapa hari ini masih belum mampu menurunkan harga elpiji di pasaran yang mengalami kenaikan tajam hingga Rp30.000 per tabung ukuran 3 kilogram dari harga eceran tertinggi (Het) Rp16.000 di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah

Sejumlah kios pengecer elpiji di Palu hingga Kamis pekan ini menjual kebutuhan rumah tangga itu bervariasi antara Rp20 ribu sampai Rp30.000/tabung. Het ditetapkan Pemerintah Rp16.000 per tabung ukuran 3 kilogram.

"Kami menjual dengan harga seperti ini, karena untuk mendapatkannya juga sangat sulit," kata seorang penjual elpiji di kawasan Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Palu Selatan, minta agar tak ditulis identasnya, Kamis.

Pedagang tersebut mengaku untuk mendapatkan elpiji, ia harus keliling Kota Palu.

"Saya juga membeli pada salah satu kios dengan harga mahal. Karena itu saya menjual kembali tentu cari untung," katanya.

Sudah berlagsung hampir sepekan ini, elpiji 3kg sulit diperoleh warga. Selain sulit, harganyapun naik hampir dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Pihak Depot Pertamina dalam menstabilkan harga elpiji subsidi telah melaksanakan operasi pasar, tetapi hingga kini belum juga mampu menurunkan harga.

Bahkan, stok elpiji sudah habis pada sejumlah pangkalan resmi seperti di bilangan Igusti Ngura-Rai, Jalan Kancil, Jalan Towua.

PT Pertamina Region VII Sulawesi Tengah mengelar operasi pasar untuk bahan bakar gas bersubsidi yakni elpiji 3 kilogram untuk delapan kecamatan di Kota Palu.

"Sesuai dengan rencana, operasi pasar dilakukan selama tiga hari, yakni 14-16 Maret 2017," kata Sales Executive LPG Pertamina Region VII Sulteng Bagus Sulistio Hadi.

Operasi pasar dilakukan untuk melihat ketersediaan elpiji saat ini di masyarakat serta diharapkan dapat menstabilkan harga yang naik dalam beberapa waktu terakhir.

Bagus menyatakan operasi pasar dilakukan untuk delapan kecamatan di Kota Palu, sehingga elpiji langsung didapatkan masyarakat tanpa melalui pengumpul atau pun pengecer.

"Operasi pasar dilakukan setiap harinya serentak dilakukan di semua kecamatan itu, dengan menyediakan 560 tabung gas elpiji 3 kilogram," ungkapnya.

Mekanisme yang dilakukan adalah Pertamina membuka posko operasi pasar di kantor kecamatan atau pun sesuai dengan arahan pemerintah kecamatan setempat, kelurahan mana yang sangat membutuhkan bahan bakar tersebut.

Ia menjelaskan saat ini elpiji masih tersedia di tingkatan pengecer, namun dengan harga yang lumayan tinggi dan tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp16 ribu pertabung.

"Yang jadi masalah, pengecer atau pun pengumpul tidak masuk dalam ikatan kontrak dengan pihak agen, yang kontrak hanya pangkalan saja," ujarnya.

Dikatakan tidak tersedianya elpiji di pangkalan, kuat dugaan salah satunya disebabkan adanya spekulan yang mencoba untuk menyimpan stok, sehingga tabung semakin langka dan harga naik dari harga HET Rp16 ribu yang telah ditetapkan.