Gubernur Sulteng Kukuhkan 150 Kader Bela Negara

id longki

Gubernur Sulteng Kukuhkan 150 Kader Bela Negara

Drs, Longki Djanggola, MSi (humas)

Pembelaan negara adalah pola sikap dan pola perilaku yang dijiwai kecintaan kepada tanah air
Palu,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola yang diwakili Asisten Administrasi Pemerintahan, Hukum dan Politik, Moh. Arif Latjuba mengukuhkan 150 orang peserta kader bela Negara Sulteng di pangkalan TNI Angkatan Laut, Kelurahan Watusampu, Kota Palu, Senin.

"Pembelaan negara adalah pola sikap dan pola perilaku yang dijiwai kecintaan kepada tanah air," kata Longki Djanggola dalam sambutan tertulisnya.

Selain itu, kesadaran berbangsa dan bernegara, menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, diharapkan warga Negara memiliki hak dan kewajiban, serta tanggung jawab dalam membela bangsa dan negara demi eksistensinya sebagai anak bangsa, dengan tidak membedakan suku, ras dan agama, serta sesuai dengan kemampuan dan bidang profesi masing-masing.

Spektrum bela negara menurut dia sangat luas, dimulai dari yang paling halus, yaitu hubungan baik antar sesama warga dilingkungannya, berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

Sampai dengan yang paling keras, yaitu dalam wujud perilaku bekerja keras, menciptakan keamanan, memberantas tindakan KKN, melawan peredaran penyalahgunaan miras dan narkoba, memberikan konstribusi bagi penegakan hukum dan HAM, menangkal adanya terorisme dan faham radikalisme, serta menangkal ancaman nyata musuh bersenjata sesuai dengan profesi masing-masing.

Beberapa daerah di wilayah Indonesia kata dia, pernah mengalami krisis kebangsaan akibat konflik kekerasan horizontal dan vertikal. Eksistensinya dapat mengancam disharmoni sosial, stabilitas politik, disintegrasi bangsa dan bahkan cenderung terjadinya pemisahan keutuhan NKRI.

Kemudian berkembangnya kelompok radikal yang berafiliasi dan berbaiat ke ISIS dan gerakan paham ekstrim kiri yang sampai saat ini menjadi permasalahan yang primer, maka hal ini dibutuhkan pemantapan wawasan kebangsaan.

Meskipun berbagai upaya pemulihan terhadap situasi dan kondisi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun berbagai konflik dan ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara masih saja muncul.

"Kepada para peserta, hendaknya memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, untuk memahami dan mempelajari apa yang terkandung dalam semangat nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara," harap gubernur.

Sehingga pada akhirnya terbentuk kualitas pribadi yang memiliki rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang kemudian memiliki tanggung jawab sebagai warga Negara yang rela berkorban untuk membela dan menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.