Insiden Westminster batalkan Indonesia Regal Heritage di London

id musium

Insiden Westminster batalkan Indonesia Regal Heritage di London

Museum Victoria and Albert (V&A Museum) di London, Kerajaan Inggris Raya. (vam.ac.uk)

London (antarasulteng.com) - Acara Malam Indonesia Regal Heritage untuk mengenalkan warisan kebudayaan Nusantara di Museum Victoria & Albert (V&A), London, Sabtu (25/3), terpaksa dibatalkan menyusul terjadinya insiden aksi terorisme di depan gedung parlemen Westminster London, Rabu (22/3).

Pihak Museum V&A menyarankan pembatalan acara itu dengan alasan mengutamakan keamanan lantaran kegiatan tersebut dijadwalkan banyak mengundang kalangan diplomat setingkat duta besar maupun banyak tamu terhormat dari kerajaan di Eropa, kata panitia penyelenggara Gapura Ltd dan Team Indonesias Regal Heritage (IRH) Beth Palapa ketika dihubungi ANTARA News di London, Jumat.

Sementara itu, pihak Museum V&A kepada ANTARA News menyebutkan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui mengenai pembatalan acara.

Corporate Events Manager dari V&A Museum Caroline Newton mengemukakan bahwa bukan pihaknya yang membatalkan acara itu, karena pihak museum justru akan memberikan dukungan bila diperlukan.

"Beth Palapa pendiri dan direktur Gapura Ltd telah membatalkan acara kepada kami kemarin siang. Kami tidak tahu tentang itu, dan mengapa demikian, tapi bukan dari kami keputusan tersebut," ujarnya.

Ia menimpali, "Dan bukan pula dikarenakan alasan keamanan setelah insiden Jembatan Westminster. Kami bekerja seperti biasa, dan kami memiliki dukungan memadai terkait pengamanan bila dibutuhkan.

Sedianya acara Indonesia Regal Heritage akan menampilkan budaya Indonesia mulai dari keseniaan berupa pentas Wayang Beber, yaitu wayang yang digambarkan pada selembar kain, kemudian keluarlah Panji dari kain itu dengan menari topeng, peragaan busana karya Ghea Pangabean dan koleksi busana Iwan Tirta serta promosi kuliner Indonesia oleh Patty Ellyot.

Indonesia Regal Heritage sedianya menampilkan pula kelompok Matah Ati pimpinan Atilah Soeryadjaya dan perwakilan Indonesia lainnya berharap bisa lebih mengenalkan kebudayaan Indonesia di mata dunia.

Ia mengemukakan bahwa kebudayaan Indonesia luar biasa, tetapi masih jarang jarang dikenal masyarakat, terutama masyarakat Eropa. Hal ini juga pernah disampaikannya saat acara konperensi pers sebelum keberangkatan rombongan Indonesia ke Inggris.

Museum V&A, ditambahkan Caroline Newton, "Pembatalan acara tersebut tidak ada hubungannya dengan kami. Manajemen kami tidak merilis pembatalan ini. Sampai kemarin kami tidak menerima daftar undangan mereka untuk VIP dan tamu-tamu lainnya."