Bali sunyi tanpa polusi saat Nyepi

id nyepi

Bali sunyi tanpa polusi saat Nyepi

Ruas jalan Pantai Kuta yang lenggang saat Hari Raya Nyepi di Kuta, Bali, Rabu (9/3/2016). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Denpasar (antarasulteng.com) - Bali yang biasanya hiruk pikuk dengan aktivitas warga dan wisata menjadi sunyi dan tanpa polusi saat umat Hindu melaksanakan Tapa Brata Penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1939, Selasa.

Sebagian besar wilayah pulau berpenduduk sekitar 4,3 juta jiwa yang sehari-hari menerima ribuan wisatawan mancanegara itu sunyi bagai tak berpenghuni ketika umat Hindu mengurung diri untuk melaksanakan Tapa Brata Penyepian.

Umat Hindu menjalankan empat pantangan wajib yang meliputi amati karya(tidak bekerja dan beraktivitas), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu atau tanpa hiburan/bersenang-senang) selama 24 jam sejak Selasa (28/3) pukul 06.00 Wita sebelum matahari terbit hingga Rabu (29/3) pukul 06.00 waktu setempat.

Sunyi terasa di Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar, pusat pemerintahan, ekonomi dan wisata yang biasanya hiruk pikuk dan macet. 

Kompleks Perum-Perumnas Monang-Maning di Denpasar, kawasan pemukiman sekitar 2.500 keluarga dari berbagai etnis di Nusantara, juga sepi karena warganya menghormati umat Hindu yang sedang melaksanakan Tapa Brata Penyepian. Hanya kicau burung peliharaan yang terdengar.

Di jalan-jalan dan gang-gang hanya ada beberapa pecalang (petugas keamanan desa adat) yang berjaga di ujung gang dan perempatan jalan.

Pemandangan serupa terlihat di seluruh pelosok pedesaan di Pulau Dewata, termasuk sejumlah pedesaan di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

Wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Bali saat Nyepi hanya diperkenankan melakukan aktivitas di dalam kawasan hotel tempatnya menginap.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga ditutup 24 jam saat Nyepi, demikian pula dengan seluruh pintu masuk ke Pulau Dewata.

"Nyepi kali ini merupakan yang ke-18 kali menutup sementara Bandara Ngurah Rai dan seluruh pintu masuk ke Pulau Dewata sejak tahun 1999," kata Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesa menjelang Nyepi.

Penutupan Bandara Ngurah Rai selama 24 jam membuat 324 penerbangan reguler baik domestik maupun internasional tidak beroperasi menurut Kepala Bagian Komunikasi dan Hukum PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim.