Pelari Kenya Sapu Bersih Juara Equator 10K FPTT

id Parimo

Pelari Kenya Sapu Bersih Juara Equator 10K FPTT

Lima pelari Kenya memasuki garis finish hampir bersamaan pada lomba marathon Equator 10K Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) di Tugu Khatulistiwa, Tinombo Selatan, Sabtu (1/4). (Antarasulteng.com/Ridwan)

Mawardin Tjambaru: Lomba ini digelar untuk kepentingan promosi wisata juga
Parigi (antarasulteng.com) - Pelari asal Kenya menyapu bersih juara lomba lari marathon Equator 10 Kilometer kategori internasional, yang digelar untuk memeriakan Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) 2017 di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu.

Pelari putra dan putri asal Kenya yang berjumlah 15 orang itu semuanya  mamasuki garis finis hampir bersamaan di Tugu Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, tanpa kendala berarti.

Pada kategori internasional putra, Juara I diraih Charles Munyua Njoki dan langsung menerima hadiah uang tunai sebesar Rp25 juta, menyusul Juara II Stephen Mungathia Nkubitu dengan hadiah Rp20 juta.

Posisi ketiga direbut Peter Keter yang meraih bonus Rp15 juta, posisi keempat Samson Karega Kamau (Rp10 juta) menyusul Gilbert Muke (Rp7,5 juta) dan posisi terakhir Daniel Kiprotich Kogo dengan hadiah Rp5 juta.

Sementara pada kategori internasional Putri, juara satu diraih Chintia Chilangat Towettn menyusul Anna Mukuhi Njihia, dan Elizabeth Wanza Maythia dengan bonus masing-masing Rp25 juta, Rp20 juta dan Rp15 juta.

Di nomor internasional putri ini, kata Mawardin Tjambaru, Ketua Panitia Penyelenggara lomba tersebut, pihaknya hanya menyediakan hadiah untuk tiga orang pelari yang tercepat.

Wartawan Antara dari lokasi lomba di Tugu Khatulistiwa, sekitar 200 kilometer utara Kota Palu melaporkan, pelari asal Kamboja dan Mongolia jauh tertinggal di belakang para pelari dari Kenya tersebut.

Pada kategori nasional, juara pertama diraih Agus Prayogo asal Jawa Barat yang juga salah seorang pelari nasional yang mengharumkan nama Indonesia di SEA Games 2016. Ia meraih bonus sebesar Rp20 juta.

Posisi kedua direbut Ridwan asal NTB dengan bonus sebesar 15 juta, menyusul Acong Purwanto asal Jawa Barat dengan bonus Rp10 juta, posisi keempat Herlanto Raego asal Makassar dengan bonus Rp7,5 juta, posisi kelima Hamdan Suyuti asal Sumatera Barat dengan bonus Rp5 juta dan posisi keenam, Eliaser asal Jawa Barat dengan bonus Rp2,5 juta.

Sedangkan kategori pelajar putra juara satu diraih oleh Nofaldin Petingko asal SMKN 1 Parigi Utara, dengan bonus Rp3,5 juta, juara kedua Apridandi Raego asal SMAN Lage Kabupatern Poso (Rp2,5 juta), menyusul Fajarudin asal SMAN Olahraga Tadulako Palu (Rp2 juta), Sultan Hadi asal sekolah SMAN Olahraga Tadulako (Rp1,5 juta), Refnal asal SMAN 1 Kecamatan Mepanga, Parigi Utara (Rp 1 juta) dan terakhir Ronaldo asal MAN 1 Kecamatan Parigi Utara (Rp750 ribu).

Peserta lomba yang mencapai sekitar 1.500 orang itu dilepas oleh Direktur Wisata dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Nadjamuddin Ramli di Desa Maninili Utara dan diterima Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu di garis finih Tugu Khatulistiwa.

Lomba lari marathon berhadiah total Rp164 juta yang pertama kali digelar Pemkab Parimo ini disaksikan ribuan warga baik dititik star maupun di titik finish serta di sepanjang lintasan yang dilalui para peserta.

Bagi para pelari internasional, jalur sepanjang 10 kilometer itu diselesaikan hanya dalam waktu kurang dari 27 menit, sedangkan pelari lainnya menghabiskan waktu sampai 30 menit.

Selama lomba berlangsung, ruas jalan Trans Sulawesi yang dijadikan lintasan para pelari ditutup untuk semua jenis kendaraan.

Ketua Panitia Penyelenggara Mawardin Tjambaru mengatakan pelepasan para pelari dilakukan bertahap sesuai kategori, diawali pelari internasional, nasional lalu pelajar, guna menghindari kepadatan orang di sepanjang lintasan.

Lomba ini digelar untuk memperkenalkan Parigi Moutong sebagai daerah wisata andalan ke dunia internasional serta merangsang minat dan bakat masyarakat Parigi Moutong untuk menekuni olahraga lari serta mencari bibit-bibit atlet untuk dibina menjadi pelari nasional di masa mendatang,