TNLL: Titik Perambahan Di Taman Nasional Masih Ada

id lindu

TNLL: Titik Perambahan Di Taman Nasional Masih Ada

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Pengelola Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengaku hingga kini masih ada titik-titik perambahan hutan di kawasan Taman Nasional itu.

"Masih ada perambahan, tetapi sudah semakin berkurang," kata Kepala Balai Besar TNLL, Sudaryatna di Palu, Rabu.

Ia tidak merinci, kecuali mengatakan semakin menurunkan kasus-kasus perambahan, termasuk pencurian hasil-hasil hutan di dalam kawasan lindung menunjukan tingkat kesadaran masyarakat yang ada di sekitar kawasan semakin meningkat.

Dia mengaku kawasan Taman Nasional sangat rawan gangguan perambahan dan pencurian kayu, rotan dan lainnya karena hampir sebagian besar desanya berdekatan langsung dengan hutan lindung.

Karena itu, sosialisasi sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat bahwa hutan lindung perlu dijaga, bukan sebaliknya dirusaki.

Selain itu, tentu masyarakat juga mendapat penjelasan bahwa jika terbukti melalukan tindakan tidak terpuji misalkan menebang pohon, merambah untuk kebun dan mencuri fauna dan flora di dalam kawasan Taman Nasional akan dikenakan sanksi.

"Bisa saja mereka karena tidak mengetahui, mereka merambah atau mencuri hasil hutan di dalam kawasan," katanya.

Guna menyadarkan masyarakat, makanya, pihak TNLL rutin melakukan sosialisasi, termasuk bersama pemerintah desa dan para tokoh adat setempat.

Sudaryatna mengatakan pihaknya terus mendorong penyelesaian kasus-kasus perambahan dan pencurian di dalam kawasan dengan pendekatan hukum adat.

Dan hal itu sudah beberapa kali dilakukan dalam sejumlah kasus perambahan dan penebangan pohon di kawasan TNLL baik di Kabupaten Sigi maupun Poso.

Kawasan TNLL yang memiliki luas sekittar 217.000 hektare terbagi dalam dua wilayah yakni sebagian berada di Kabupaten Poso dan sebagian lagi Kabupaten Sigi.

"TNLL harus dijaga dan dilestarikan karena merupakan paru-paru dunia, juga telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfir pada 1977 merupakan tempat kelangsungan hidup sebanyak 117 jenis mamalia, 29 reptilia, 14 jenis amfibia.