Telur Paskah Tak Lekang di Perayaan Paskah

id Paskah

Telur Paskah Tak Lekang di Perayaan Paskah

Telur Paskah (Antarasulteng.com/Istimewa)

Telur memberikan gambaran atau simbol adanya kehidupan
Palu (antarasulteng.com) - Ribuan umat Kristen di Kota Palu mengunjungi gereja-gerja untuk merayakan Paskah, memperingati hari kebangkitan Isa Almasih (Yesus Kristus) dengan membawa telur yang telah dihiasi dan ditulisi ayat-ayat Alkitab.

Pantauan di sejumlah gereja di Kota Palu, Minggu, setiap jemaat membawa telur satu orang minimal sebutir untuk dibagikan kepada jemaat pada akhir pelaksanaan ibadah.

Seperti yang terlihat di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Jemaat Anugerah Masomba, ratusan jemaat memadati gereja untuk merayakan Paskah dengan membawa telur hias yang sudah direbus.

Hal yang sama dilakukan jemaat Gereja Sidang Jemat Allah Palu, Jl. Tanjung Manimbaya.

Setelah ibadah selesai, para jemaat bertukar telur hias yang ditulisi ayat-ayat Alkitab. Sebelum telur-telur itu disantap, mereka membaca ayat tersebut lebih dahulu yang diharapkan memberi kesan tersendiri untuk menjadi pedoman kehidupan di masa mendatang.

Pantia Paskah GKST Anugerah Masomba juga melaksanakan pawai obor, yang diikuti anak-anak sekolah minggu pada Sabtu (15/4) malam.

Betrand Lumbu, salah seorang jemaat gereja itu mengatakan perayaan paskah untuk menanamkan arti penting Kebangkitan Isa Almasih dalam iman Kristen.

Sementara di sejumlah gereja seperti GKST Imannuel Palu Jalan Masjid Raya, Gereja Kristen Maranata Indonesia (GMKI), Gereja HKBP, Gereja Moria, Gereja Pantekosta di Indonesia Jalan Thamrin dan Gereja Bethel Indonesia Jalan Wood Ward Palu seluruhnya dipadati jemaat.

Bahkan, karena gedung tidak cukup untuk menampung jemaat yang datang beribadah merayakan Paskah, pengurus gereja setempat memasang tenda di halaman gereja.

Ibadah perayaan Paskah di Kota Palu berlangsung aman dan lancar. Semua gereja tampak dijaga oleh aparay kepolisian.

Kidung-kidung pujian yang menggambarkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati membahana di semua gerja.

Para pendeta dan pastor dalam khotbah mengangkat thema tentang kisah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang merupakan inti dasar iman Kristen dimana Yesus bersabda: Akulah Kebangkitan dan hidup, barang siapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.

Perayaan paskah di berbagai gereja di Kabupaten Sigi, juga tampak meriah dengan pesta telur paskah.

Makna Telur Paskah

Menurut Wikipedia, Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa di mana telur merupakan simbol musim semi. Pada masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.[butuh rujukan]

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.

Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. 

Di kalangan umat Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu di mana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah. Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa Utara dan di Asia. Tetapi, di Eropa Selatan dan juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.