Pemkot Palu Perbaiki Tiga Irigasi

id irigasi

Pemkot Palu Perbaiki Tiga Irigasi

Salah satu irigasi di Sulawesi Tengah. (Foto : dok.sdasulteng)

Tahun ini kita rehabilitasi tiga jaringan irigasi sesuai ketersediaan dana
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, pada 2017 ini memperbaiki tiga jaringan irigasi tersier guna mendukung pengembangan pertanian dan pemenuhan kebutuhan air masyarakat kota itu.

"Tahun ini kita rehabilitasi tiga jaringan irigasi sesuai ketersediaan dana," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Palu Singgih B Prasetyo yang dihubungi di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan ketiga jaringan irigasi yang akan direhabilitasi itu adalah jaringan irigasi Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, irigasi Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli dan irigasi Kelurahan Tanah Modindi, Kecamatan Mantikulore.

Pembenahan kembali infrastruktur pengairan itu merupakan upaya pemerintah kota mendukung peningkatan produksi pertanian, perkebunan serta pelayanan air sebagai kebutuhan dasar masyarakat.

Menurut Singgih, dana pembenahan infrastruktur irigasi tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palu tahun 2017, namun ia tidak merinci nilainya.

"Kami sedang menggenjot pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti jalan, drainase dan irigasi," ujarnya.

Sebelumnya, pada 2016 lalu, pemerintah kota telah melakukan perbaikan infrastruktur pengairan sebanyak empat jaringan irigasi dengan panjang sekitar 4.149 meter yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan di ibu kota Provinsi Sulteng ini.

Dia berharap pembenahan jaringan irigasi tersier ini akan mendorong peningkatan produksi pertanian, terutama tanaman pangan dan hortikultura seperti jagung, ubi, dan sayur mayur terutama cabe, bawang, dan tomat.

Kota Palu merupakan penghasil bawang goreng khas Palu yang kini menjadi komoditi unggulan Kota Palu yang sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Bawang jenis ini hanya bisa mewujudkan kekhasannya yakni gurih/garing setelah digoreng dan kegurihan itu bisa bertahan berbulan-bulan, bila ditanam di Lembah Palu.

Barang jenis ini tetap bisa tumbuh di luar Lembah Palu namun ciri khas kegurihannya tersebut tak akan muncul setelah digoreng. (skd)