Tower PLTA Rusak Warga Palu Kesulitan Air

id air

Tower PLTA Rusak Warga Palu Kesulitan Air

air (reuters)

Palu,  (antarasulteng.com) - Pasokan air bersih di Palu, Sulawesi Tengah selama dua hari ini macet akibat listrik PLN padam menyusul salah satu tower Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso roboh diterjang banjir bandang.

"Sejak kemarin suplai air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) setempat macet total," keluh Anie, seorang warga di bilangan jalan Kancil Palu, Selasa.

Hingga kini, air yang didistribusikan perusahaan daerah itu belum juga mengalir.

Akibatnya, untuk kebutuhan air minum dan mencuci mengambil di sumur tetangga.

"Ya untung di dekat rumah ada sumur dan kebanyakan warga mengambil air sementara di sumur tetangga," kata ibu rumah tangga tersebut.

Hal senada juga disampaikan Pipin, seorang warga di jalan Anoa, Kecamatan Palu Selatan. (skd)

Ia juga mengatakan selama ini menggunakan air PDAM.

Selama dua hari ini, kata dia, mengambil air melalui sumur bor milik tetangga.

Dia mengaku setiap kali air PDAM macet, warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari di sumur bor tetangga.

Namun, mereka berharap pasokan listrik PLN secepatnya kembali normal lagi. "Kami berharap listrik PLN cepat pulih sehingga distribusi air PDAM kembali normal lagi," harap kedua pelanggan PDAM di kota itu.

Sementara Manager PLN Area Palu, Emir Muhaimin mengatakan selama beberapa hari ke depan, listrik di Palu padam setiap enam jam secara bergantian.

Pemadaman bergilir terpaksa dilakukan kembali PLN menyusul suplai listrik dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) sejak Senin (24/4) terhenti sementara karena salah satu tower tranmisi PLTA dari Sulewana Poso menuju Gardu Induk (GI) Sidera, Kabupaten Sigi roboh diterjang banjir bandang.

Menurut dia, butuh beberapa hari untuk memperbaiki kembali tower yang rusak akibat banjir tersebut.

Karena itu, Emir menyampaikan permohonan maaf atas program pemadaman bergilir yang juga berdampak terhadap distribusi air bersih oleh PDAM setempat.

"Kami minta maaf karena musibah ini semata-mata karena faktor alam sehingga masyarakat bisa memahaminya," kata dia.

Akibat musibah tersebut, kata Emir, sistem kelistrikan Palu, Donggala, Parigi Moutong dan Sigi (Palapas) kehilangan daya sebesar 60 megawatt (MW).

Total beban puncak sistem Palapas dalam konsidi normal adalah sebesar 90MW, berarti saat ini hanya tinggal 30MW.