Indonesia serukan stabilitas di Semenanjung Korea

id asean

Indonesia serukan stabilitas di Semenanjung Korea

KTT Asean Ke-30. Para pemimpin negara ASEAN (kanan-kiri) Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Kamboja Hus Sen, Raja Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Presiden V

Manila (antarasulteng.com) - Indonesia menyerukan stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea terkait dengan ketegangan yang terjadi di kawasan itu dalam beberapa waktu terakhir.

Ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo dalam sesi "retreat" di KTT ASEAN XXX di Formal Living Room, Coconut Palace, Manila, Filipina, Sabtu.

"ASEAN harus mengirim pesan kuat kepada Korea Utara agar menaati semua resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Presiden.

ASEAN juga mengharapkan semua pihak untuk menahan diri agar ketegangan di Semenanjung Korea tidak makin memburuk. 

"Stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea harus segera dikembalikan," katanya.

Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa dirinya akan membahas situasi Semenanjung Korea dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping dalam waktu dekat.

Para pemimpin ASEAN juga membahas isu internasional lain, seperti pemberantasan terorisme dan Laut Tiongkok Selatan.

Terkait dengan Laut Tiongkok Selatan, para pemimpin ASEAN mengharapkan kiranya kerangka code of conduct (CoC) dapat diselesaikan pertengahan tahun ini. 

Kerangka CoC telah dibahas di Bali pada bulan Desember 2016 antara ASEAN dan Tiongkok (Bali draft). 

Draf tersebut kemudian makin disempurnakan dalam pertemuan di Siem Reap (Kamboja), akhir Maret 2017. 

Indonesia mengharapkan kiranya kawasan Laut Tiongkok Selatan tidak dijadikan proyeksi bagi kekuatan negara-negara besar.

"Indonesia mengajak Republik Rakyat Tiongkok untuk terus memberikan kontribusi bagi stabilitas dan perdamaian di Laut Tiongkok Selatan," kata Presiden RI.