Astra Agro Lestrasi Dampingi Petani Meraih Sukses

id astra

Astra Agro Lestrasi Dampingi Petani Meraih Sukses

Astra Agro Lestrai (www.antarasulteng.com/Istimewa)

Palu,  (antarasulteng.com) - Astra Agro Lestari (AAL) yang merupakan unit usaha Astra Group di bidang perkebunan kelapa sawit terus melakukan pendampingan kepada petani sebagai mitra, untuk mencapai keberhasilan usaha perkebunan sawit.

"Sebagai mitra, kami akan bantu mereka dari penyediaan bibit yang berkualitas, menghadirkan penyuluh untuk mengajarkan proses budidaya yang baik dan ramah lingkungan, hingga proses pemanenan," tutur manager Pengembangan Masyarakat (Community Development ) Area Celebes, Budi Sarwono yang dihubungi dari Palu, Kamis.

Kata Budi hampir sebagian besar petani yang bermitra dengan Astra Agro Lestrai, khususnya di wilayah Celebes 1 atau di Kabupaten Mamuju Utara, Mamuju Tengah dan Donggala, sukses dalam perkebunan mereka.

"Masyarakat yang ada di Desa Ngovi dan Bambaapu, sebagian besar sudah sejahtera, yang dulunya tidak punya apa-apa, sekarang telah memiliki aset, mampu membeli kendaraan roda embat," ungkapnya.

Selain itu di daerah Tike dan Pasangkayu, dalam budidaya sawit, masyarakat lebih banyak memilih bermitra dari pada menjadi karyawan di perusahaan. Adapun yang bekerja di perusahaan, adalah mereka yang memiliki keluarga disekitar itu, atau pun yang berasal dari luar daerah itu.

Area Celebes 1 kata dia, terdiri dari 7 perusahaan yakni PT Pasangkayu, PT Mamuang, PT Letawa, PT Lestari Tani Teladan (LTT), PT Suryaraya Lestari I, PT Suryaraya Lestari II dan PT Tanjung Sarana Lestari.

Selain itu, khusus di PT Surya I dan Surya yang sebagian besar merupakan kebun plasma, perusahaan membentuk lembaga keuangan mikro (LKM). Lembaga itu kata dia, ikut membantu permodalan petani, khususnya penyediaan alat-alat produksi pertanian, pupuk, hingga sarana dan prasarana angkutan.

Budi mencontohkan, salah seorang yang sukses dalam perkebunan sawit dengan bermitra bersama perusahaan adalah Jamaludin atau dikenal dengan pak Buding. Sekitar pertengahan tahun 1999, saat dia lulus sekolah SMP, Buding datang kepadanya untuk meminta pekerjaan di perusahaan kelapa sawit.

"Saat itu saya katakan, ngapain kamu minta kerja, kalau kamu bisa mengerjakan pertanian sawit sendiri," kisahnya.

Saya memberikan keyakinan, bahwa bertani sendiri dan bermitra dengan perusahaan lebih menguntungkan daripada bekerja di perusahaan, karena pekerja terbentuk dengan upah dan golongan.

"Akhirnya saya dampingi hingga sukses, dengan memiliki aset miliaran rupiah. Saya sampaikan, kalau bertani tidak ada batasan penghasilan, tinggal keuletan saja dalam bekerja," tutup Budi,

Hal itu dibenarkan oleh Jamaludin, bahwa dirinya pernah bekerja di perusahaan sawit sejak tahun 1992, baik yang ada di Pasangkayu maupun di Tolitoli.

Namun ketika ada tawaran dari perusahaan di tahun 2002 untuk bermitra, Buding langsung menyetujuinya, yang saat itu diberikan dua hektare lahan plasma oleh PT Letawa. Selain bantuan itu, mereka sebagai petani dibantu bibit dan penyuluh dari perusahaan.

"Alhamdullilah, walaupun hanya lulusan SMP, saat ini saya telah memiliki 30 hektare lahan sawit dan beberapa kendaraan baik mobil dan motor. Kalau ditotalkan, aset sekitar Rp2 milhar," tutup Buding. (skd)