Untad Tuan Rumah Konferensi Internasional Pendidikan

id untad

Untad Tuan Rumah Konferensi Internasional Pendidikan

Peserta konferensi internasional pendidikan dan forkom FKIP perguruan tinggi negeri se-Indonesia foto bersama dengan pejabat mewakili Gubernur Sulteng Drs Longki Djanggola M.SI, Arif Latjuba di ball room mercure hotel Palu, Kamis malam. (Taqyuddin/ Humas Untad)

Kegiatan ini akan mengkaji berbagai isu strategis dalam dunia pendidikan selama beberapa hari ke depan
Palu,  (antarasulteng.com) - Universitas Tadulako (Untad) Palu menjadi tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional pendidikan yang digelar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, 18-21 Mei 2017.

Ketua Panitia penyelenggara Djusman Mansur dalam laporannya pada pembukaan konfrensi internasional itu, Kamis menyebut, Untad juga menjadi tuan rumah Forum Komunikasi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) perguruan tinggi negeri se-Indonesia.

"Kegiatan ini akan mengkaji berbagai isu strategis dalam dunia pendidikan selama beberapa hari ke depan," katanya.

Menurut Djusman Mansur, pembicara konferensi antara lain Prof Dr Basir Cyio dari Universitas Tadulako mewakili Indonesia, Prof Christopher Hinckey dari Deakin University Australia, Prof Rohizani Yakuub dari Universitas Sains Malaysia, dan Prof.Aurelio Vilbar dari Philiphines University.

Ia menyebutkan beberapa isu strategis yang akan dikaji dan dibahas dalam konferensi dan forum komunikasi FKIP antara lain meliputi Program Profesi Guru (PPG) dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Latigan Profesi Guru (PLPG).

Isu tersebut akan dibahas oleh 214 peserta yang berasal dari 29 FKIP dari 29 perguruan tinggi negeri se-Indonesia.

"Isu-isu tersebut sebelum menjadi rekomendasi dibahas oleh semua dekan, wakil dekan, ketua jurusan serta penanggung jawab program studi," urainya.

Sementara itu Ketua Forum Komunikasi FKIP perguruan tinggi negeri se-Indonesia, Prof Sofendi menyatakan bahwa sejak Rabu (17/5) peserta konfrensi dan forum komunikasi FKIP telah berdatangan ke Kota Palu.

Pertemuan tersebut, jelas dia, terbagi dua yakni pertemuan sela dan puncak. Dua pertemuan itu membahas hal-hal yang urgen dalam pendidikan.

Misalnya, sebut dia, mengenai peralihan pengelolaan pendidikan SMA,SMK,MA sederajat, yang sebelumnya dikelola oleh kepala daerah tingkat II, kini beralih ke tingkat I.

"Pendidikan saat ini agak sedikit berubah. karena ada kekosongan dalam pengelolaan SMA, SMK sederajat didaerah tingkat I," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, peserta juga akan membahas mengenai kebijakan pemerintah didunia pendidikan, untuk selanjutnya menjadi rekomendasi ke Kementerian Pendidikan Tinggi dan Kemendikbud. (skd)