Federasi Buruh Luncurkan Film Potret kekerasan Seksual

id Film, Buruh, Dokumenter

Federasi Buruh Luncurkan Film Potret kekerasan Seksual

Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Palu, Sulawesi Tengah, berpartisipasi mengikuti pemutaran film dokumenter 'Angka Jadi Suara', Jumat (19/5) malam di Aula kantor PBSDM Jalan S Parman Palu.(Foto:ANTARAsulteng/Ridwan/A055)

"Film dokumenter ini menceritakan tentang kehidupan perempuan yang bekerja di pabrik yang sering kali di 'colek' buruh laki-laki hingga atasan," kata, Vivin Yuandira
Palu (antarasulteng.com) - Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Sulawesi Tengah meluncurukan film dokumenter potret kekerasan terhadap perempuan khususnya di perusahaan pabrik yang berjudul "Angka Jadi Suara".

"Film dokumenter ini menceritakan tentang kehidupan perempuan yang bekerja di pabrik yang sering kali di 'colek' buruh laki-laki hingga atasan," kata Vivin Yuandira, Ketua Pelaksana lauching film "Angka Jadi Suara" produksi  Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang di tayangkan di Aula kantor PBSDM Sulteng, Jumat malam.

Pemutaran film berdurasi sekitar 30 menit itu didukung sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di ibu Kota Provinsi ini.

Ia mengatakan, film dokumenter yang digodok hasil pelathan dengan buruh-buruh perempuan di daerah Pulau Jawa itu merupakan bentuk upaya mereka memperlihatkan eksistensi dalam merebut dan memperjuangkan hak-hak perempuan yang sengaja diperlakukan tidak sesuai dengan azas kemanusiaan.

Di Sulteng sendiri, khususnya di dunia perguruan tinggi dari hasil riset mereka. Ditemukan sedikitnya sekitar 38 kasus pelecehan seksual terhadap perempuan.

Itu artinya, kata dia, pelecehan seksual seolah masih belum dianggap sebagai persoalan yang penting dalam ranah publik.

"Pelecehan dilingkungan rumah, akademik, juga tempat kerja merupakan momok bagi semua perempua, karena persoalan pelecehan seksual masih belum dianggap sebagai persoalan yang penting dalam ranah publik," ujarnya.

Kata dia, kehadiran FBLP di daerah itu sebagai upaya menciptakan situasi kondisi lingkungan dan kondisi aman bagi buruh perempuan secara terus menerus dilakukan dan perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Usai pemutaran film, penyelenggara kegiatan lanjut dengan sesi dialog inetaktif membahas persoalan pelecehan seksual terhadap perempuan. ***