Kejati Sulteng Luncurkan Warung Penegakan Hukum

id kajati

Kejati Sulteng Luncurkan Warung Penegakan Hukum

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tengah meluncurkan warung penegakan hukum sebagai model dan pola komunikasi kepada masyarakat dan pemangku kebijakan, di aula Kejati Sulteng, Palu, Senin.

"Sebagai pimpinan yang baru dilantik sekitar 82 hari lalu, ini merupakan upaya mendekatkan kejaksaan sebagai salah satu aparatur penegakan hukum dengan seluruh elemen masyarakat," kata Kepala Kejati (Kajati) Sulteng Sampe Tuah.

Kajati Sulteng itu menjelaskan bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk mengumpulkan pengambil kebijakan dan seluruh pimpinan redaksi, tetapi karena niatan ingin membangun daerah ini lebih baik ke depan, sehingga terasa mudah untuk dilaksanakan.

Beberapa waktu lalu, Kajati Sulteng juga melakukan kegiatan yang sama dalam bentuk Ngopi Bersama Kajati Sampe Tuah.

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bulog Sulteng Suprianto, Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Sulteng Syaifullah Djafar, Wakajati Sulteng Wisnaldi, dan seluruh kepala kejaksaan negeri se Sulteng.

Hadir pula pimpinan redaksi dari sejumlah media massa di Sulteng, baik cetak, elekronik dan siber serta perwakilan warung kopi di Kota Palu.

Kajati Sampe Tuah menyatakan semua pihak merupakan saudara yang artinya kami adalah anda, anda adalah kami dan kita semua bersaudara. Karena bagi dia, hubungan seperti ini merupakan hubungan antarsesama manusia.

"Bagaimana kita sungguh-sungguh bekerja untuk kebaikan daerah ini," ujarnya lagi.

Lebih lanjut dia mengatakan, sejak dipercayakan sebagai pimpinan kejaksaan setempat, aksi unjuk rasa yang dilakukan sedikit berkurang.

Pihaknya tidak melarang atau tidak mengimbau untuk melakukan unjuk rasa, tetapi berharap aksi yang dilakukan itu dibarengi dengan niatan untuk kebaikan.

"Jadi niat itu kita harus luruskan, karena banyak cara yang dapat kita lakukan selain melakukan unjuk rasa," katanya pula.

Dalam kegiatan itu, Kajati Sulteng Sampe Tuah juga memasangkan baju kemeja Gakkum kepada salah seorang perwakilan pimpinan redaksi media massa di Sulteng.

Menurut Kajati, ada tiga warna yang disematkan pada baju tesebut, yakni putih, merah, dan hitam. Putih artinya suci, sekaligus membersihkan hatu dalam menyongsong bulan suci Ramadan bagi yang beragama Islam.

Kemudian ada warna merah yang artinya berani dalam hal penegakan hukum, semua pihak harus berani mengambil sikap yang jelas, tetapi sesuai dengan aturan yang berlaku. (skd)