Jakarta (antarasulteng.com) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku telah memperkuat patroli di wilayah laut dan darat Indonesia untuk mencegah anggota gerakan militan negara Islam (ISIS) dari Filipina, masuk ke Tanah Air.
"Kita perkuat patroli maritim, perkuat juga posisi di darat. Saya sudah berbincang dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk dapat membendung kemungkinan adanya penerobosan ke Indonesia," ujar Menko Polhukam di Jakarta, Senin.
Mantan Panglima TNI ini juga menyatakan dukungannya terhadap Pemerintah Filipina, yang mengambil tindakan keras terhadap kelompok bersenjata Maute, yang terafiliasi dengan ISIS.
"Kita dukung sepenuhnya pihak Filipina untuk segera melakukan satu serangan-serangan sistematis untuk memperkecil kemungkinan basis ISIS di Filipina Selatan itu," katanya.
Terkait keanggotaan ISIS, Menko Polhukam menerangkan kemungkinan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan organisasi radikal tersebut sangat besar.
Apalagi, lanjut dia, saat ini ISIS telah menerapkan konsep divergensi, yakni mengundang dan mendatangkan simpatisan dari berbagai negara, untuk dimasukkan ideologi mereka, dan dilatih bertempur.
Selain itu, ISIS juga diketahui telah menyebarkan aktivis mereka ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara, ujar Wiranto.
"Tercatat 500 orang dari Indonesia yang berangkat ke Syria untuk bergabung dalam konsep di sana. Boleh jadi aktivis ISIS ini telah disebar, dan yang ada di Filipina saat ini termasuk dari Indonesia," tuturnya pula.
Oleh karena itu, menurut Menko Polhukam, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah ditugaskan mencari tahu jumlah WNI yang terlibat dengan kelompok bersenjata tersebut, melalui sejumlah laporan dari negara-negara lain.
"Tapi yang penting adalah bagaimana kita dapat membendung, jangan sampai basis itu menjalar ke Indonesia," jelas Wiranto.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao, pada Selasa malam (23/5), menyusul baku tembak antara tentara Filipina dengan kelompok bersenjata Maute di Marawi, Filipina.
Media lokal Filipina sebelumnya melaporkan baku tembak terjadi ketika polisi dan tentara bergerak untuk melaksanakan perintah penahanan seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Kelompok Maute kemudian menyerbu Kota Marawi sebagai bentuk respons atas rencana penahanan tersebut. (skd)
Berita Terkait
TNI AL siapkan KRI Halasan uji tembak rudal pada Latopslagab 2024
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Bareskrim usut laporan pengemudi arogan mengaku adik jenderal
Kamis, 18 April 2024 9:34 Wib
Kompolnas: Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong harusnya bisa dicegah
Selasa, 16 April 2024 10:52 Wib
Indonesia berkepentingan redam konflik di Laut China Selatan
Minggu, 14 April 2024 9:28 Wib
Personel gabungan TNI dan Polri amankan arus mudik-balik di Kabupaten Poso
Sabtu, 13 April 2024 19:10 Wib
TNI: Aksi OPM kepada Danramil Aradide adalah pelanggaran HAM berat
Jumat, 12 April 2024 18:26 Wib
Panglima TNI jelaskan KKB di Papua kembali disebut OPM
Kamis, 11 April 2024 7:09 Wib
Indonesia berhasil salurkan bantuan di Gaza Palestina melalui udara
Rabu, 10 April 2024 19:09 Wib