Gempa Poso 6,6 Sr Berakibat Tiga Luka

id gempa

Gempa Poso 6,6 Sr Berakibat Tiga Luka

Ilustrasi--Warga mencari barang yang bisa diselamatkan di sekitar reruntuhan rumah ibadah yang rubuh akibat gempa di desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kab. Sigi, Sulteng, Selasa (21/8). (Foto : Basri Marzuki)

Palu,  (antarasulteng.com) - Gempa berkekuatan 6,6 Skala Richter yang mengguncang Kabupaten Poso dan getarannya terasa di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah Senin malam (29/5) mengakibatkan tiga korban luka ringan.

"Tidak ada korban jiwa, kecuali luka-luka dan para korban beberapa saat setelah kejadian langsung dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala di Palu, Selasa.

Ketiga korban yang cidera itu adalah Hj Pakuna (70) warga Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara luka di bagian kepala, Nurmawati (30) juga warga Desa Alitupu dan Rika (laki-laki) berusia 50thn asal Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara.

Para korban rata-rata mengalami luka di bagian kepala karena tertimpah batubata bangunan rumah tinggal sendiri.

Semua korban dievakuasi ke Puskesmas dan setelah mendapatkan pengobatan langsung kembali ke rumah masing-masing.

Gempa tersebut juga mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan, bahkan ada rumah tinggal roboh karena guncangan keras.

Rumah yang roboh milik Serka Mustang, anggota Koramil 130/07-01 Poso yang terletak di Kelurahan Bonesompe, Kecamatan Poso Kota. Berikutnya tembok pembatas rumah dinas Intel Pelda Mustakim dan Serka Dedy roboh, bangunan tua bekas Kantor BNI Poso rusak dan beberapa rumah dan gereja di Desa Alitupu dan Desa Sedoa juga retak-retak.

Hingga Selasa pagi kerugian akibat gempa yang berlangsung selama satu menit dan dirasakan getarannya relatif keras oleh masyarakat di Kota Palu pada pukul sekitar 22.36WIB masih dalam perhitungan aparat.

Gempabumi yang terjadi saat masyarakat sedang beristirahat itu, kata Bartholomeus membuat sebagian besar mereka yang tinggal di pesisir pantai sempat mengungsi ke tempat aman karena takut diikuti tsunami.

Namun, semua masyarakat yang mengungsi tersebut, kini sudah kembali lagi ke rumahnya.

Sementara Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Palu Petrus Demon Sili dalam siaran persnya menyatakan, gempa bumi tektonik pada 29 Mei 2017 mengguncang wilayah Wuasa, Sulawesi Tengah, berdasarkan hasil analisis BMKG terjadi pada pukul 22.35.22 WITA berkekuatan 6,6 skala Richter, dengan episentrum pada koordinat 1.33 LS dan 120.41 BT di kedalaman 10 kilometer.

Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, sebab dari kedalaman pusatnya merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Dalam catatan BMKG, peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat dirasakan di daerah Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.

Ia menambahkan dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (V MMI) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III-IV MMI), di Kabupaten Toli-Toli, Pasang Kayu Provinsi Sulawesi Barat dan Tana Toraja Sulawesi Selatan.

Dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III MMI) di Gorontalo, Boalemo dan Bone Bolango, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II-III MMI) di Palopo, Masamba dan Balikpapan, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II MMI).(skd)