Komoditi Ikan Sumbang Inflasi Di Palu

id ikan

Komoditi Ikan Sumbang Inflasi Di Palu

ikan (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat penyebab inflasi Kota Palu di bulan Mei 2017 sebesar 0,81 persen didominasi oleh kenaikan indeks harga komoditi ikan segar.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng Moh. Wahyu mengungkapkan 10 komoditi utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain ikan cakalang sebesar 0,31 persen, ikan bakar sebesar 0,12 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,10 persen, ikan selar sebesar 0,10 persen dan ikan layang sebesar 0,07 persen.

Kemudian tarif listrik sebesar 0,09 persen, bawang putih sebesar 0,08 persen, ayam goreng sebesar 0,06 persen, tarif angkutan udara sebesar 0,06 persen dan jeruk nipis sebesar 0,06 persen.

"Kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran," katanya di Palu, Senin.

Wahyu menjelaskan kelompok bahan pangan menempati peringkat tertingi sebesar 1,67 persen, kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,24 persen.

Selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,47 persen, Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,40 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen dan kelompok sandang sebesar 0,08 persen.

"Laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2017 sebesar 3,16 persen dari target 4 plus minus 1 persen selama tahun 2017," ungkapnya.

Menurut dia, sejak Januari 2017, Kota Palu setiap bulannya terus mengalami inflasi yakni Januari sebesar 1,32 persen, Februari sebesar 0,29 persen, Maret sebesar 0,25 persen, April sebesar 0,46 persen dan Mei sebesar 0,81 persen.

Pedagang ikan di Pasar Tradisional Masomba Palu, Ridwan mengatakan selama bulan Mei, pasokan ikan dari dari daerah seperti Parigi Moutong, Donggala dan Poso sangat kurang sehingga harga ikan dalam dua minggu terakhir mengalami kenaikan, akibat pasokan yang kurang.

"Hampir semua jenis ikan baik cakalang, katombo sampai ekor kuning mengalami kelangkaan pasokan," katanya.

Ridwan menduga kurangnya pasokan itu dikarenakan cuaca buruk dan hujan di beberapa daerah di Sulteng yang kemungkinan membuat nelayan malas melaut.