Banjir Paksa Warga Tolitoli Mengungsi

id mengungsi

Banjir Paksa Warga Tolitoli Mengungsi

DOKUMEN--Pengungsi korban terjangan ombak di Kabupaten Tolitoli, di lokasi pengungsian Termina Kapal Feri, Tanjung Batu, Sabtu malam. Mereka mengalas terpal dan menggunakan lampu petromak.(Foto:Mahdi Rumi) (Mahdi Rumi)

Palu,  (antarasulteng.com) - Banjir kembali melanda Kabupaten Tolitoli dan memaksa warga di sejumlah wilayah di daerah itu harus mengungsi ke tempat aman.

"Rumah-rumah warga di sejumlah wilayah di Kota Tolitoli kembali terendam banjir pada Selasa petang (13/6) menyusul air sungai meluap akibat hujan deras yang mengguyur daerah itu dalam beberapa hari ini," kata Salman SP, salah seorang warga di Kelurahan Tuweley, Tolitoli via telepon, Rabu.

Ia mengatakan rata-rata rumah yang ada di kelurahan tersebut kembali terendam banjir.

Baca : Pelaku Kekerasan Jurnalis Palu Akhirnya Minta Maaf


Banjir yang kembali menggenangi permukiman penduduk di Tolitoli selain akibat hujan deras, juga bertepatan air pasang.

Bencana alam yang kembali mengusik warga Tolitoli yang belum pulih dari rasa trauma akibat banjir bandang pertama yang menghajar wilayah itu pada 03 Juni 2017.

Ia mengatakan warga yang tadinya sudah mulai kembali ke rumahnya, terpaksa mengungsi lagi ke tempat pengungsian sebelumnya.

"Saya sendiri baru saja kembali ke rumah, harus kembali mengungsi lagi, menyusul banjir yang terjadi hari Selasa kemarin," kata Salman yang mengaku semua perabotan rumah, termasuk dokumen-dokumen penting seperti akta nikah, ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga dan buka tabungan, semuanya rusak diterjang banjir.

Sementara data yang diterima ANTARA dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tolitoli menyebutkan banjir kembali melanda Tolitoli pada Selasa(13/6) sekitar pukul 15.30 WITA.

Sejumlah wilayah yang dilanda banjir kedua adalah Kecamatan Baolan, Kecamatan Lapasio, Kecamatan Galang, Kecamatan Ogodeide dan Kecamatan Dakopamean.

Sekitar 12.000 kk tersebar di sejumlah wilayah permukiman di Tolitoli terdampak bencana alam banjir kedua yang melanda ibu kota kabupaten penghasil komoditi cengkih terbesar di Provinsi Sulteng itu. (skd)