Banjir Di Tolitoli Diduga Karena Hutan Mulai Rusak

id hutan

Banjir Di Tolitoli Diduga Karena Hutan Mulai Rusak

(antara)

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menebang pohon ataupun membuka areal kebun baru karena semuanya itu hanya akan memicu terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.
Palu, (antarasulteng.com) - Salah seorang anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Matindas J Rumambi menduga kuat banjir bandang yang melanda Kabupaten Tolitoli pada 03 dan 13 Juni 2017 bukan semata-mata karena fenomena alam tetapi kerusakan hutan yang cukup parah di wilayah itu.

"Seperti yang terjadi di beberapa tempat di wilayah Sulteng, bencana alam banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah kecamatan di Tolitoli dikarenakan hutan yang dibabat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," katanya saat dihubungi melalui telepon di Tolitoli, Rabu.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Sulteng itu mengatakan dari hasil peninjauannya ke lokasi banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Tolitoli, terlihat banyak kayu-kayu gelondongan yang hanyut dibawa banjir.

"Ini membuktikan hutan yang ada di hulu sungai sudah gundul sehingga saat curah hujan meningkat, terjadilah banjir dan tanah longsor dengan sedimentasi yang besar," katanya prihatin.

Padahal, kata Matindas, hutan yang ada di kawasan sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tersebut merupakan hutan lindung yang seharusnya dijaga, bukan sebaliknya dibabat untuk mengambil kayu atau hasil hutan lainnya.

Menurut dia, seandainya hutan masih berfungsi dengan baik maka bencana alam banjir dan tanah longsor tidak akan separah yang terjadi saat ini, yang memorak-porandakan rumah, perkantoran, sekolah dan sarana/fasilitas air bersih di daerahb itu.

Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tolitoli juga karena hutan telah dibuka menjadi kebun cengkih dan kakao karena harga jual yang saat ini terus membaik di pasaran dalam negeri maupun internasional.

Karena itu, Matindas berharap pemerintah di daerah ini untuk meningkatkan pengawasan terhadap kawasan hutan yang ada di daerah itu agar tidak lagi dirambah demi kepentingan apapun juga.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menebang pohon ataupun membuka areal kebun baru karena semuanya itu hanya akan memicu terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.

Bukan hanya bagi masyarakat di Kabupaten Tolitoli, tetapi semua masyarakat di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng untuk menjaga hutan agar terhindar dari ancaman bencana alam yang hanya akan menimbulkan kerugian material dan korban jiwa.

Sebaliknya, masyarakat menanam pohon terutama di sepanjang daerah aliran sungai (das) agar hutan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. (BK03)