Hamburg (antarasulteng.com) - Keputusan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris membuat Turki kurang berminat meratifikasi perjanjian itu karena langkah AS itu kian membahayakan kompensasi yang dijanjikan kepada negara-negara berkembang, kata Presiden Turki Tayyip Erdogan.
Erdogan berbicara pada KTT G20 di Jerman di mana para pemimpin dunia berkembang menentang kebijakan Presiden Donald Trump dalam masalah iklim menyusul keputusan sang presiden menarik diri dari kesepakatan iklim global itu.
Erdogan mengatakan kapan pun Turki menandatangani Perjanjian Paris itu maka itu sudah merupakan janji bahwa Turki layak mendapatkan kompensasi dari beban finansial akibat menanggung kesepakatan itu.
"Oleh karena itu kami katakan jika hal itu terjadi, kesepakatan harus melalui parlemen. Jika sebaliknya tak terjadi maka tak akan lolos," kata Erdogan seraya mengatakan parlemen Turki belum menyetujui kesepakatan itu.
"Untuk itu, setelah langkah ini diambil oleh Amerika Serikat, posisi kami mengarah kepada tidak meloloskannya dari parlemen," sambung dia seperti dikutip Reuters. (skd)
Berita Terkait
Erdogan ucapkan selamat atas kemenangan kembali Putin dalam pemilu
Selasa, 19 Maret 2024 8:48 Wib
Turki siap jadi tempat perundingan damai Rusia-Ukraina
Kamis, 29 Februari 2024 15:12 Wib
Menlu Rusia akan hadiri Forum Diplomasi Antalya di Turki
Kamis, 29 Februari 2024 14:33 Wib
Turki penjarakan seorang kontraktor bangunan yang runtuh akibat gempa bumi
Jumat, 23 Februari 2024 14:25 Wib
Presiden Turki ucapkan selamat kepada Prabowo atas perolehan suara
Jumat, 23 Februari 2024 14:13 Wib
Menlu Turki dan AS bahas kepastian gencatan senjata penuh di Gaza
Kamis, 22 Februari 2024 13:43 Wib
Turki tahan tujuh tersangka mata-mata untuk Israel
Selasa, 6 Februari 2024 8:44 Wib
Suksesnya Pemilu 2024 tunjukkan kematangan demokrasi Indonesia
Minggu, 4 Februari 2024 15:50 Wib