Rektor IAIN Sebut Kulawi Contoh Toleransi Antarumat Beragama

id zainal, iain

Rektor IAIN Sebut Kulawi Contoh Toleransi Antarumat Beragama

Rektor IAIN Palu Prof Dr H Zainal Abidin M.Ag menyampaikan hikmah halal bi halal yang dirangkaikan dengan HUT Kabupaten Sigi Ke-IX di Lapangan Sepakbola Bolapapu Kecamatan Kulawi Raya, Rabu (12/7) siang. (Muhammad Hajiji/antarasulteng.com)

Kulawi adalah model kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang patuh dicontohi oleh pemeluk agama di daerah lain
Sigi,  (antarasulteng.com) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Prof Dr H Zainal Abidin M.Ag mengemukakan daerah Kulawi di Kabupaten Sigi, dapat menjadi contoh toleransi antarumat beragama di Sulawesi Tengah.

"Kulawi adalah model kerukunan dan toleransi antarumat beragama yang patuh dicontohi oleh pemeluk agama di daerah lain," kata Prof Zainal Abidin saat menyampaikan hikmah halal bi halal dalam rangkaian acara peringatan hari jadi ke-9 Kabupaten Sigi Lapangan sepak bola Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi Raya, Rabu (12/7) siang.

Pakar pemikiran Islam modern ini mengaku mendapat informasi dari salah satu tokoh agama di Kulawi bahwa pemeluk Agama Kristen turut serta membangun masjid di salah satu desa di daerah ini.

Begitu pula, kata dia, saat pemeluk agama Kristen membangun gereja atau rumah ibadah, pemeluk agama Islam turut serta membantu pekerjaan.

"Ini merupakan hal yang sangat luar biasa, saling tolong menolong antara satu dengan yang lain. Ini yang harus dicontohi," ujarnya.

Ketua MUI Kota Palu itu mengingatkan umat Islam di daerah tersebut untuk tolong menolong sesama manusia tanpa harus melihat latar belakang apapun termasuk agama.

Ia menyebut kerukunan dan toleransi dapat dibangun dengan baik bila dalam kehidupan sosial menerapkan kasih dan sayang sesama manusia.

"Kehidupan sosial yang di dalamnya terdapat bermacam-macam agama, suku dan golongan, perlu dijaga dengan kasih dan sayang," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa perbedaan agama merupakan sunnatullah atau ketentuan Tuhan yang tidak perlu dipersoalkan dan diperdebatkan serta jangan menjadi hambatan untuk bergaul dan bergandengan tangan dengan agama lain.

Hikmah halal bi halal itu didegarkan oleh ribuan warga dari berbagai desa tanpa melihat perbedaan agama yang dianut. (skd)