Sanggar Seni Nolaja Parigi Masuk Lima Besar Nasional

id Parimo, Sanggar Seni

Sanggar Seni Nolaja Parigi Masuk Lima Besar Nasional

TAMPIL MEMUKAU : Sanggar Seni Nolaja SMP Negeri 3 Parigi yang mewakili Sulawesi Tengah pada Gelar Koreografi Indonesia di Berau, Kalimantan Timur tampil memukau.(Foto:Arki)

“Kami harus belajar dan belajar untuk bisa menjadi juara. Kami akan terus berupaya untuk menggali kearifan budaya lokal ke panggung nasional,”
PARIGI (antarasulteng.com) – Meski kandas meraih juara, Sanggar Seni Nolaja SMP Negeri 3 Parigi yang mewakili Sulawesi Tengah pada gelar koreografi Indonesia di Berau, Kalimantan Timur berhasil masuk lima besar sebagai penyaji penata tari terbaik nasional. 

Atas prestasi itu, sanggar seni yang dibina langsung Kepala SMP Negeri 3 Parigi itu berhak memperoleh uang tunai senilai Rp10 Juta dipotong pajak.

“Sanggar Seni Nolaja hanya masuk kategori lima besar penyaji penata tari terbaik, tapi karena juara hanya sampai tiga saja, Kabupaten Parigi Moutong berhak memperoleh uang produksi sebesar Rp10 juta,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, F Eni Susilowati, setelah kembali dari Berau, Minggu (16/7).

Eni mengatakan hal itu merupakan prestasi besar bagi pengembangan kesenian Parigi Moutong karena penari-penari pemula yang baru tiga kali tampil pertama audisi tingkat kabupaten di Taman Masigi, audisi tingkat provinsi di Taman Budaya Palu langsung diutus ke panggung nasional.  

“Hebatnya mereka bisa tampil percaya diri di depan ribuan penonton dan menjadi tranding topik penyaji terbaik versi penonton dan media Berau Post,"ungkapnya.

Parigi Moutong juga banyak mendapatkan pelajaran berharga, salah satunya adalah seni pertunjukan yang berbasis kearifan budaya lokal yang dikemas dalam berbagai bentuk seni pertunjukan seperti aliran kontemporer. 

“Ini baru pertama kalinya lomba tari tingkat remaja usia 12-15 tahun Kabupaten Parigi Moutong ikut dalam event tersebut,” katanya.  

Sulawesi Tengah yang diwakili Parigi Moutong kata Eni harus legowo karena piala masih diberikan kepada Provinsi Bali,  Gorontalo (juara 2016), DKI Jakarta, Yogyakarta dan Kalimantan Selatan. 

Atas nama kontingen Sulawesi Tengah, ia memohon maaf  kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Parigi Moutong karena belum bisa membawa gelar juara umum.

“Kami harus belajar dan belajar untuk bisa menjadi juara. Kami akan terus berupaya untuk menggali kearifan budaya lokal ke panggung nasional,” ungkapnya.

Dia mengatakan kontingen Parigi Moutong banyak mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, karena berani menampilkan penari yang masih fresh dan semua masih remaja termasuk pemain musiknya 95 persen siswa SMP.***