Kilas berita kemarin, Pretty Asmara jadi pengedar narkoba

id asmara

Kilas berita kemarin, Pretty Asmara jadi pengedar narkoba

Pretty Asmara. (isntagram)

Jakarta (antarasulteng.com) - Artis Pretty Asmara ternyata telah menjadi pengedar narkoba dua tahun, kabar terkini kasus mahasiswa Gunadarma yang diduga menjadi korban perudungan hingga kiat memilih terapi untuk anak autis menjadi sebagian berita menarik kemarin. 


1. Presiden minta Kemenhub cepat merespon dinamika transportasi "online"

Presiden Joko Widodo meminta agar pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan dapat merespon cepat dalam menghadapi dinamika transportasi dalam jaringan (daring/online).

"Dalam situasi transisi ini, dalam rangka memudahkan masyarakat, terutama di perkotaan untuk mengakses layanan transportasi yang menciptakan, terjangkau, pemerintah harus merespons dinamika perubahan yang sangat cepat ini sehingga semuanya bisa menerima dan layanan transportasi bisa mampu memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi masyarakat dan bagi penggunanya," kata Presiden, Selasa (18/7). 

Selengkapnya di sini


2. Polisi: Pretty menjadi pengedar narkoba dua tahun

Penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkapkan artis Pretty Asmara telah menjadi pengedar narkoba di kalangan selebriti sejak dua tahun lalu.

"Pengakuannya (Pretty) sudah tahunan untuk menyediakan ini (narkoba) berapa jumlahnya masih pendalaman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Selasa.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Argo menuturkan Pretty diduga mengedarkan narkoba kepada sejumlah artis.

Siapa saja mereka? selengkapnya di sini


3. Gunadarma bantah Farhan berkebutuhan khusus

Pihak Universitas Gunadarma membantah Farhan, korban bullying rekan-rekannya di kampus itu pada beberapa waktu lalu, merupakan seorang berkebutuhan khusus. 

"Setelah bertemu dengan orangtua dari salah satu mahasiswa dalam video, orang tua MF menyatakan bahwa anaknya bukan anak berkebutuhan khusus atau autis seperti yang beredar di media sosial," ujar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma Irwan Bastian dalam konferensi pers di Depok, Selasa. 

Walaupun, sambung dia, Farhan belum pernah diperiksa secara klinis. Pihak keluarga pun tidak memperlakukan Farhan secara khusus. Rekan Farhan, menurut Irwan juga tak memandang Farhan berkebutuhan khusus. 

Selengkapnya di sini


4. Tips terhindar dari serangan mobile ransomware


Kaspersky Lab Teritorry Channel Manager, Indonesia, Dony Koesmandarin, mengingatkan untuk tidak pernah membayar ransomware.

"Pertama, untuk membuat ransomware makin canggih itu perlu biaya, lagipula Anda membayar pun belum tentu data Anda dikasih. Kedua, jika Anda membayar, Anda berarti ikut mensponsori mereka untuk bekerja lebih giat," kata Dony di Jakarta, Selasa.

Agar terhindar dari mobile ransomware, Dony berbagi tips di sini


5. Memilih terapi tepat untuk anak autis

Orangtua dari anak dengan gangguan spektrum autisme mungkin kewalahan memilih mana tempat terapi yang terbaik agar kemampuan buah hati berkembang.

Setiap anak yang didiagnosis autisme punya kebutuhan berbeda, maka terapi yang disarankan untuk mengikis masalah perilaku yang paling mengganggu juga bervariasi untuk tiap individu.

Misalnya, terapi bicara belum cocok untuk anak yang belum bisa duduk tenang alias tidak bisa diam, kata psikolog Adriana Soekandar Ginanjar. (skd)

Selengkapnya di sini