OJK Sulteng Latih Jurnalis Tentang Pasar Modal

id ojk

OJK Sulteng Latih Jurnalis Tentang Pasar Modal

Otoritas Jasa Keuangan (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Sulawesi Tengah kembali memberikan pelatihan terkait perdagangan pasar modal sebagai bentuk peningkatan kapasitas kepada puluhan jurnalis di Kota Palu.

Kegiatan yang dilaksanakan di kantor OJK Sulteng, Kamis, menghadirkan Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar Fahmin Amirullah sebagai narasumber utama.

Kepala OJK Sulteng, M Syukri Yunus mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk memberikan literasi dan edukasi kepada jurnalis terhadap pasar modal di Indonesia. Selain itu, jurnalis dianggap sebagai corong yang mampu memberikan pemahaman ke masyarakat dengan bahasa-bahas yang lebih sederhana.

"Informasi tentang pasar modal masih belum merata," katanya.

Selain itu, OJK juga mendorong bagaimana usaha kecil menengah (UKM) di Sulteng, dapat memanfaatkan instrumen pasar modal sebagai alternatif investai dan pembiayaan usaha mereka.

Inisiator pelatihan Tasman Banto mengatakan pelatihan itu penting bagi jurnalis, dikarenakan jika ada kegiatan terkait pasar modal di Kota Palu, terkadang kawan-kawan jurnalis agar sulit untuk melakukan peliputan, karena belum paham tentang pasar modal.

"Ada banyak istilah yang harus diketahui, serta bahasa-bahasa yang disampaikan kepada masyarakat bisa lebih mudah," ujar Pemimpin Redaksi Harian Mercusuar itu.

Sementara itu, Kepala BEI Makassar, Fahmin Amirullah mengatakan instrumen investasi di pasar modal, tidak ada perbedaan dengan pasar umum atau pasar tradisional yang digunakan masyarakat saat ini.

"Hanya saja tujuannya di pasar modal adalah investasi jangka panjang," ungkapnya.

Di pasar modal kata dia, hanya ada dua kepentingan yakni investor sebagai pemodal atau yang memiliki dana, dalam hal ini masyarakat. Serta satu lagi yang membutuhkan dana, dalam hal ini perusahaan.

"Hukum pasar modal juga sama dengan hukum ekonomi, yakni banyak permintaan dari saham itu, akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, saat permintaan kurang, maka harga saham juga turun," ujarnya.

Terkait dengan kampanye investasi di psar modal kata dia, BEI dan OJK telah melakukannya melalui program yuk nabung saham. Sementara, berinvestasi saham memiliki potensi mendapatkan pengembalian atau hasil yang lebih tinggi, namun tentunya dengan tingkat risiko tertentu pula.

"Kami berharap rekan jurnalis mendapat pengetahuan yang komprehensif terhadap pasar modal, sehingga bersama-sama bisa turut serta mengembangkan pasar modal di Sulteng," tutup Fahmin. (skd)