Idham sempat "was-was" tidak mampu ikuti Iriawan

id idham

Idham sempat "was-was" tidak mampu ikuti Iriawan

Irjen Pol Idham Azis (ANTARA /Rivan Awal Lingga)

Jakarta (antarasulteng.comws) - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis menyatakan sempat berpikir dan "was-was" tidak akan mampu mengikuti jejak Irjen Polisi M Iriawan untuk mengamankan kondisi dan situasi di Jakarta dan sekitarnya.

"Ada satu pemikiran dan rasa was-was pada diri saya dan keluarga, apakah saya bisa mengikuti jejak beliau (Iriawan)," kata Irjen Polisi Idham Azis di Jakarta, Rabu.

Idham menilai Iriawan yang biasa disapa Iwan Bule itu merupakan salah satu anggota terbaik di Polri sehingga muncul rasa pesimis untuk menggantikan posisi sebagai Kapolda Metro Jaya.

Namun Idham teringat tulisan pada buku BJ Habibie saat menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI sekitar 1998 dengan kutipan "saya tidak akan tanya apa kesempatan saya di sini, kenapa saya di sini namun kalau bisa satu permintaan kepada Allah SWT berikan kekuatan untuk melaksanakan sesuai kehendak-Mu,".

"Kira-kira itu yang mengawali saya melangkah kembali ke Polda Metro Jaya," ujar Idham.

Lantaran kutipan tulisan Habibie itu, Idham yakin berusaha menitipkan diri dan keluarga kepada Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) termasuk pejabat Kodam Jaya dan jajaran pejabat utama Polda Metro Jaya agar didukung menjalankan tugas sebagai Kapolda Metro Jaya.

Perwira tinggi yang tercatat sebagai anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri itu mengungkapkan DKI Jakarta memiliki karakter berbeda dengan wilayah lain dan tingkat dinamika yang tinggi.

Polisi jenderal bintang dua itu menegaskan siap menjalankan program mengamankan DKI Jakarta dengan seluruh jiwa dan raga.

Idham menambahkan menggantikan posisi jabatan Iriawan sudah tiga kali sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri dan terakhir Kapolda Metro Jaya.

Bahkan Idham berkisah pernah memanggul senjata api Iriawan saat menjalani pendidikan bersama di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1993.(skd)