Sulteng Peringkat Keempat Terbesar Pengadaan Beras Nasional

id beras

Sulteng Peringkat Keempat Terbesar Pengadaan Beras Nasional

Kepala Perum Bulog Sulteng, Suprianto (Foto Antara/ Anas Masa)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sulawesi Tengah berada di perigkat keempat pengadaan beras terbesar untuk kebutuhan stok beras nasional pada semester pertama (Januari-Juni) 2017.

"Tetapi untuk tingkat regional, kita berada di peringkat pertama," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Suprianto di Palu, Senin.

Ia mengatakan realisasi pengadaan beras oleh Bulog Sulteng hingga 30 Juli 2017 sudah mencapai 19.944 ton dari target yang ditetapkan sebanyak 42.160 ton.

Realisasinya sudah sekitar 47,30 persen, kata Suprianto yang didampingi Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulkog Sulteng, Bahar.

Menurut dia, keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari kerja keras dari tim satgas dan juga peran serta para mitra kerja Bulog yang gencar melakukan pembelian gabah/beras petani meski diperhadapkan dengan tingginya harga beras di tingkat produsen.

Bulog tidak hanya menunggu beras masuk ke gudang, tetapi juga turun langsung membeli ke petani. "Kami jemput bola" untuk meningkatkan pengadaan," kata dia.

Jika hanya mengandalkan pembelian dari mitra kerja saja, Bulog akan kesulitan untuk memenuhi target pengadaan. Karena itu, dimana ada panen, Bulog hadir disana dan membeli produksi petani sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Melihat realisasi pengadaan yang hampir mencapai 20.000 ton tersebut, Suprianto menjamin ketersediaan beras di gudang Bulog cukup aman.

Hingga beberapa bulan ke depan, Bulog cukup aman dalam hal penyediaan beras sehingga tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah.

Dia menambahkan mulai 2017 ini, Bulog Sulteng bertekad untuk mandiri dalam hal bisa memenuhi sendiri kebutuhan beras untuk disalurkan kepada rumah tangga sasaran (RTS) cadangan stok pemerintah dan juga mendukung kegiatan operasi pasar jika terjadi gejolak harga di tingkat pengecer.

"Saya yakin 2017 ini, Bulog Sulteng bisa mandiri dalam pengadaan beras produksi petani di daerah ini," kata Suprianto. (skd)