Komoditi Ikan Kembali Sumbang Inflasi Di Palu

id BPS

Komoditi Ikan Kembali Sumbang Inflasi Di Palu

Ilustrasi (antaranews)

Kenaikan harga komoditi ikan diperkirakan karena kurangnya pasokan dan faktor cuaca yang tidak mendukung nelayan untuk melaut
Palu, (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat komoditi ikan segar kembali menyumbang inflasi terbesar di Kota Palu yang mencapai 0,05 persen untuk bulan Juli 2017.

Kondisi yang sama juga terjadi pada bulan Mei 2017 dengan inflasi sebesar 0,81 persen yang saat itu didominasi komoditi ikan.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng, Mohammad Wahyu di Palu, Selasa, mengungkapkan dari 10 komoditi utama yang memiliki andil terhadap inflasi, komoditi ikan menyumbang inflasi antara lain ikan ekor kuning sebesar 0,14 persen, ikan layang sebesar 0,08 persen, ikan cakalang sebesar 0,05 persen, ikan selar sebesar 0,05 persen, ikan kembung sebesar 0,04 persen dan ikan teri sebesar 0,02 persen.

Sementara untuk empat komoditi lainnya yakni bawang merah sebesar 0,16 persen, tomat buah sebesar 0,10 persen, tomat sayur sebesar 0,04 persen dan mobil sebesar 0,02 persen.

"Kenaikan harga komoditi ikan diperkirakan karena kurangnya pasokan dan faktor cuaca yang tidak mendukung nelayan untuk melaut," ujarnya.

Wahyu merincikan untuk kenaikan harga selama bulan Juli, khususnya komoditi ikan ekor kuning mengalami kenaikan hingga 25 persen dari harga bulan sebelumnya.

Sementara untuk ikan layang kenaikannya sebesar 14 persen, ikan teri naik 12 persen dan ikan kembung naik 10 persen.

Wahyu mengatakan dari tujuh sektor kelompok pengeluaran yang dihitung, kenaikan indeks harga tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,60 persen.

Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen. Selanjutnya kelompok sandang sebesar 0,12 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen.

Inflasi Kota Palu di bulan Januari 2017 sebesar 1,32 persen, Februari sebesar 0,29 persen, Maret sebesar 0,25 persen, April sebesar 0,46 persen, Mei sebesar 0,81 persen, Juni sebesar 0,76 persen dan Juli sebesar 0,05 persen.

Sementara itu, Sabri, salah seorang pedagang ikan di pasar tradisional Manonda Palu mengatakan dalam dua pekan terakhir, harga ikan di tingkatan pedagang cukup mahal.

"Ikan Katombo atau ikan kembung, sebelumnya dijual Rp20 ribu sekitar delapan hingga sembilan ekor, sekarang tinggal empat sampai lima ekor," ungkap Sabri.

Namun bagi dia, walaupun harga ikan laut mengalami kenaikan, tetapi minat masyarakat membeli tidak berkurang, karena masyarakat lebih memilih mengkonsumsi ikan laut dari pada ikan air tawar. (FZI)