Sulteng Gelar Pelatihan Simfoni Kekerasan Perempuan-Anak

id dp3a

Sulteng Gelar Pelatihan Simfoni Kekerasan Perempuan-Anak

Kepala DP3A Sulteng Dra Hj Siti Norma Mardjanu MSI menyampaikan sambutan pada pembukaan pelatihan sistem online data kekerasan perempuan dan anak di Swissbell Hotel Palu Senin 14/8 (ist)

Palu, (Antarasulteng.com) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar pelatihan Sistem Informasi Online Data Kekerasan (Simfoni) di Swis-Belhotel Palu, selama dua hari mulai Senin.

Kepala DP3A Sulteng Sitti Norma Mardjanu mengemukakan pelatihan ini melibatkan melibatkan DP3A kabupaten dan kota se-Sulteng, P2TP2A kabupaten dan kota serta Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah tingkat provinsi.

Pesertanya berjumlah 36 orang terdiri dari 10 dari provinsi meliputi penegak hukum, OPD terkait, NGO dan 26 dari kota kabupaten se-Sulteng.
Dia mengatakan pelatihan simfoni PPA merupakan bagian dari pembangunan sistem informasi gender dan anak berskala nasional yang merupakan salah satu mandat Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2015 tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Aplikasi itu, sebut dia, menjadi terobosan penting agar Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak kabupaten dan kota termasuk provinsi bisa mengakses dan menginput data kekerasan di wilayah kerja masing-masing.

"Ini tujuannya untuk memudahkan OPD terkait menginput data kekerasan perempuan dan anak, serta kemudahan kepada masyarakat dalam menyampaikan keluhan atau masalah," ujarnya.

Ia menguraikan aplikasi itu juga bertujuan untuk memperkuat jejaring koordinasi pemangku kebijakan pusat dan daerah, khususnya mendesain pembangunan sistem informasi.

Mantan Kadis Pariwisata Sulteng itu juga mengemukakan di Sulteng berdasarkan data 2 tahun terakhir telah terjadi 488 kasus tahun 2016 dan tahun 2017 156 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual sampai penelantaran ekonomi.

"Data itu menggambarkan bahwa kekerasan terhadap anak dan perempuan masih sering dan tinggi terjadi di Sulawesi Tengah," terangnya.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk menekan sekecil-kecilnya angka kekesaran terhadap perempuan dan anak dalakm dua sampai tiga tahun ke depan.