Jurnalis Sulteng Ikuti Workshop Perkelapa-sawitan

id jurnalis

Jurnalis Sulteng Ikuti Workshop Perkelapa-sawitan

Ketua PWI Sulteng Mahmud Mattangara menyerahkan plakat kepada Prof Dr Laode Rasyid usai workshop tentang perkelapasawitan bagi jurnalis di Palu, Kamis (24/8) (ist)

Workshop semacam ini akan menambah wawasan jurnalis yang pada gilirannya menghasilkan tulisan-tulisan yang konstruktif...
Palu,  (antarasulteng.com) - Sebanyak 50 orang jurnalis dari bebagai media cetak, elektronik dan siber di Provinsi Sulawesi Tengah, mengikuti workshop untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan dalam penulisan tentang kelapa sawit.

Kegiatan yang pertama kali digelar di Sulteng itu digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bekerja sama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di sebuah hotel Kota Palu, Kamis, yang mengusung tema `kontribusi sawit bagi pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.`

Ketua PWI Sulteng Mahmud Mattangara mengatakan kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan wartawan mengenai sawit dan kontribusinya bagi pembangunan ekonomi suatu daerah.

Narasumber yang ditampilkan adalah yang amat berkompeten di bidangnya masing-masing Prof Dr Laode Asrul, guru besar perkebunan dan Ketua Litbang Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, dan Prof Dr Didin Rukmana, Ketua Program Study Agribisnis dan Pengelolaan Lingkungan Unhas.

Kemudian Muhamad Ihsan, Pemimpin Umum Majalah Warta Ekonomi yang berbicara terkait etika jurnalistik dan peran media dalam penulisan masalah perkebunan, industri dan perdagangan internasional minyak.

Selain itu, hadir pula Ketua GAPKI Wilayah Sulawesi H. Muchar Tanong, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulawesi Barat Andi Kasruddin Raja Muda serta pejabat dari dinas-dinas terkait.

Muhammad Ihsan mengingatkan jurnalis soal kampanye negatif terhadap perkelapasawitan nasional yang bertujuan menghancurkan industri kelapa sawit dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar melalui media dengan memanfaatkan LSM Indonesia dan asing sebagai pelaku propaganda lewat media.

"Workshop semacam ini akan menambah wawasan jurnalis yang pada gilirannya menghasilkan tulisan-tulisan yang konstruktif untuk kepentingan ekonomi nasional. pelaku usaha kelapa sawit memang bukan orang suci, namun pers Indonesia jangan mau dimanfaatkan pihak asing untuk menghancurkan sawit Indonesia yang faktanya memberikan kontribusi sangat besar dalam penghasilan devisa nasional," ujarnya.

Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat merupakan daerah penghasil sawit terbesar di Sulawesi.

Ketua GAPKI Sulawesi Muchtar Tanong menyebutkan, hingga 2015, luas perkebunan kelapa sawit di Sulteng mencapai 155.000 hektare dengan produksi minyak sawit (CPO) 275.000 ton sedangkan Sulbar memiliki areal 105.000 hektare dengan produksi CPO 318.000 ton.

Dua provinsi penghasil sabit lainnya di Sulawesi adalah Sulsel seluas 40.000 ha dan Sultra 50.000-an hektare. (skd)