Jakarta (antarasulteng.com) - Anggota Komisi XI DPR, Refrizal, mengingatkan pemerintah agar memperhatikan jumlah utang dalam RAPBN 2018 yang dinilai dapat menjadi semakin membebani anggaran negara dari tahun ke tahun.
"Perlu diperhatikan, beban pembayaran bunga utang pada RAPBN 2018 jauh lebih tinggi dibanding belanja subsidi dan belanja fungsi perlindungan sosial yang hanya sebesar Rp172 triliun dan Rp162 triliun," kata Refrizal, dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat.
Politisi PKS itu juga berpendapat, defisit pada 2015 dan 2016 tidak terencana secara baik yang terindikasi dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran pemerintah cukup besar yang berturut-turut mencapai Rp24 triliun dan Rp26 triliun.
Secara sederhana, lanjut dia, jika ada Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berarti negara merugi karena sudah berutang tetapi tidak menggunakan utang itu untuk pembangunan.
Dia juga mengingatkan pemerintah tentang ketimpangan yang diperingatkan Bank Dunia dapat menjadi potensi permasalahan sosial bila ketimpangan melebar.
Sebagaimana diwartakan, pemerintah mengelola utang sangat berhati-hati serta menggunakan standar pengelolaan internasional sehingga benar-benar dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. (skd)
Berita Terkait
Komisi III rampungkan "fit and proper test" 14 calon anggota LPSK
Selasa, 2 April 2024 16:07 Wib
Pakar ingatkan tiap warga bisa jadi kades usai DPR setujui RUU Desa
Senin, 1 April 2024 9:04 Wib
Mendagri apresiasi penyelenggara pemilu selesaikan penetapan hasil
Senin, 25 Maret 2024 14:54 Wib
NasDem soal usulan hak angket: Kami simpati dan respek
Kamis, 21 Maret 2024 7:28 Wib
Komisi VI DPR apresiasi BUMN raih target dividen
Selasa, 19 Maret 2024 16:31 Wib
KPU tetapkan jumlah perolehan suara anggota DPR-RI Sulteng
Selasa, 19 Maret 2024 8:36 Wib
Sekjen DPRD Indra Iskandar irit bicara usai diperiksa KPK
Kamis, 14 Maret 2024 15:52 Wib
Puan singgung jumlah caleg perempuan meningkat pada KTT di Perancis
Jumat, 8 Maret 2024 14:29 Wib