Warga Parigi gelar Nompaura jelang kunjugan Presiden Jokowi

id Parimo

Warga Parigi gelar Nompaura jelang kunjugan Presiden Jokowi

Bupati Parimo Samsurizal Tombolotutu (tengah) disambut tokoh adat dan ratusan warga menjelang prosesi Nompaura alias Tolak Bala di Desa Petapa, Kecamatan Parigi, Minggu (3/9) (Antarasulteng.com/Jeprin)

Samsurizal: tradisi nompaura ini harus dilestarikan
Parigi (Antarasulteng.com) - Ratusan warga, termasuk Bupati Parimo Samsurizal Tombolotutu,  larut dalam sebuah upacara adat yang disebut Nompaura atau tolak bala di Pantai Desa Petapa, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Minggu (3/9),

Tradisi Nompaura dalam bahasa Kaili biasa disebut sebagai tolak bala. Tradisi turun temurun itu juga dipercaya bisa mendatangkan kebaikan bagi warga.

Nompaura dilaksanakan oleh para orang tua adat di wilayah itu yang berjumlah sekitar 20 orang terdiri atas 13 orang perempuan dan tujuh orang laki laki. 

Para orang tua adat ini menggunakan seragam berwarna kuning. Usia mereka rata rata di atas 50 tahun. Sebagian warga lainnya menabuh gendang secara bergantian mengiringi prosesi adat tersebut.

Beragam sesajen disajikan mulai dari emat ekor ayam jantan yang telah dipanggang, ketupat, makanan tradisional, beras, dan pisang. Beragam sesajen itu kemudian diletakan di atas sakaya pompaura atau perahu layar berukuran kecil lalu dilarung atau dibawa ke tengah laut.  

Ketua BPD Petapa, Asmin Djido menuturkan sesajen itu tidak seluruhnya dilarung ke tengah laut. Sebagian diletakan di darat dalam bentuk funja dan patampaa (tempat meletakkan sesaji). Kedua Benda itu merupakan simbol rasa syukur sekaligus permohonan warga agar dijauhkan dari bala. 

"Intinya segala kebaikan yang diperoleh di darat sama dengan di laut. Kedua hal itu juga diyakini bisa menolak bala," tutur Asmin Djido.

Setelah semua sesajen siap dilarung dan diletakan di darat, para orang tua adat itu lalu melakukan narego atau mengelilingi sesajen tersebut. 

"Hal itu diyakini bisa menolak bala dan mendatangkan kebaikan,"ungkapnya. 

Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu meminta tradisi adat Nompaura atau upacara tolak bala yang setiap tahun digelar oleh warga Desa Petapa, Kecamatan Parigi, terus dilestarikan. 

Menurut dia, nilai adat istiadat dan budaya tersebut merupakan warisan para pendahulu yang syarat makna. 

"Oleh karena itu, tradisi adat seperti ini perlu terus kita lestarikan," ujar Samsurizal ketika menghadiri upacara adat Nompaura di Pantai Desa Petapa, Minggu.


Ia juga meminta warga Petapa tetap menjaga ketertiban jelang kehadiran Presiden RI Joko Widodo di Kabupaten Parigi Moutong pada 27 September mendatang. 

"Insya Allah Bapak Presiden akan hadir kembali untuk ketiga kalinya di Parigi Moutong. Untuk itu, mari kita jaga ketertiban," pintanya.

Presiden Joko Widodo diagendakan datang ke Kabupaten Parigi Moutong dalam rangka membuka gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XIX tingkat nasional Tahun 2017 di dusun Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kecamatan Parigi Tengah. (Jeprin-Humas Pemkab Parimo)