Mantan petakraw nasional itu pimpin Bulog Tolitoli

id Bulog

Mantan petakraw nasional itu pimpin Bulog Tolitoli

Kepala Bulog Sub Divre Tolitoli, Yusri Pakke. (Antarasulteng.com/Anas)

Yusri Pakke: HET beras itu pada intinya untuk melindungi petani dari tengkulak
Palu (Antarasulteng.com) - Di kalangan atlet nasional era 1990-2010, nama Yusri Pakke tidak asing lagi karena beberapa kali ikut mengharumkan nama tim "Merah Putih" Indonesia di cabang olahraga sepak takraw.
   
Putra kelahiran Sidrap, Sulawesi Selatan, pada 14 Juli 1976 itu pernah merebut medali perak pada Sea Games yang berlangsung di Vietnam 2005.

Ayah dua anak dari istrinya Mualini itu pernah terpilih sebagai salah satu atlet nasional berprestasi sehingga mendapat penghargaan dan apresiasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
   
Olahragawan ini memulai kariernya dari bawah sebagai karyawan biasa di Kantor Dolog Sulteng di Kota Palu pada 1998. Sambil bekerja sebagai karyawan BUMN, Yusri menekuni olahraga sepak takraw sehingga beberapa kali mewakili Sulteng di berbagai kejuaraan nasional seperti PON.
   
Atas prestasinya itu, Yusri kemudian dipanggil PB Persetasi masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan menjadi atlet nasional.
   
Atas kinerja sebagai karyawan Bulog dan prestasinya di bidang olahraga, Pimpinan Bulog mempercayakan dua untuk pertama kalinya menjabat Kepala Sub Divre Bulog Kabupaten Poso. 

Setelah selama beberapa tahun menjalankan tugasnya di bekas daerah konflik itu, Yusri kemudian dipindahkan dalam posisi yang sama sebagai Kasub Divre Bulog Tolitoli.
   
Sub Divre Tolitoli membawahi dua kabupaten yakni Tolitoli dan Buol.

Menjadi seorang pimpinan, kata dia, sangat berat tanggung jawab baik di kantor maupun di masyarakat karena Bulog adalah BUMN yang melayani kebutuhan orang banyak.

Apalagi dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah pusat memberikan penugasan untuk menangani sedikitnya 11 komoditi pangan.
   
Tetapi baru beberapa dari 11 jenis komoditi pangan yang telah ditangani seperti beras, telur ayam, bawang merah, bawang putih, gula pasir dan minyak goreng.

Tugas pokok Bulog yakni menyediakan dan menyalurkan beras subsidi yang lebih dikenal rastra (beras untuk warga sejahtera).

Di satu sisi, dua kabupaten yang masuk daerah tertinggal di bagian utara Sulteng itu cukup luas dan jaraknya antara satu desa dengan lainnya berjauhan.

Dari Tolitoli menuju Kabupaten Buol, daerah yang bertetangga langsung dengan Provinsi Gorontalo bisa ditempuh lewat darat selama lima-enam jam.

Ia terkadang harus mengawal rastra sampai ke titik distribusi terakhir di ibu kota kecamatan. Namun tugas itu harus dilakukannya demi penerima manfaat.

Menanggapi kebijakan pemerintah pusat soal HET (harga eceran tertinggi) beras medium dan premium, Yusri mengatakan tetap mengawalnya bersama-sama dengan satgas (satuan tugas) pangan Polres Tolitoli dan Polres Buol.
   
Kebijakan pemerintah tersebut perlu dikawal dengan baik oleh semua pihak terkait, termasuk Bulog. HET pada intinya untuk melindungi konsumen, tetapi juga menguntungkan petani bisa segera terlepas dari permainan tengkulak.