Investasi Rp6,5 Triliun Segera Masuk Sulteng

id investasi, kek

Investasi Rp6,5 Triliun Segera Masuk Sulteng

Drs. H Mohamad Hidayat Lamakarate, M Si. Selaku sekretaris daerah provinsi menerima sekaligus menyaksikan penandatanganan kerjasama investasi 2 perusahaan besar asal Cina dan Korea yang sedianya akan melakukan operasionalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pantoloan, (FOTO: Ismail Humas)

Kami menjamin kemudahan dalam menerbitkan izin dan urusan administratif lainnya bagi semua investor serta memberi perlindungan penuh atas keamanan seluruh kegiatan usaha
Palu,  (antarasulteng.com) - Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah Mohamad Hidayat Lamakarate menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi antara dua perusahaan asal Tiongkok dan Korea Selatan dengan PT. Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Rabu.

Nilai investasi yang akan ditanamkan kedua investor yakni Tidfore dari Tiongkok dan Kowepo dari Korsel itu mencapai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp6,5 triliun.

Hidayat atas nama Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh rencana investasi kedua perusahaan tersebut dan berharap kedua investor tersebut serius merealiasikan rencana investasinya.

Ia juga meminta seluruh jajaran pemerintah daerah baik provinsi maupun Kota Palu memberi dukungan berupa mewujudkan iklim investasi yang kondusif serta berbagai kemudahan yang tidak melanggar aturan kepada semua pihak yang ingin berinvestasi.

"Kami menjamin kemudahan dalam menerbitkan izin dan urusan administratif lainnya bagi semua investor serta memberi perlindungan penuh atas keamanan seluruh kegiatan usaha," ujarnya.

Hidayat secara khusus meminta para pengusaha yang menanam modal di Sulteng agar semaksimal mungkin melibatkan tenaga kerja lokal dalam merekrut karyawan dan ini menjadi bagian penting dalam bekerja sama agar tidak menimbulkan resistensi di tengah masyarakat.

Mr. Jung Ha Hwang selaku Presiden dan CEO Kowepo berjanji memenuhi harapan-harapan pemerintah daerah.

"Kami sangat berusaha untuk memajukan industri tenaga listrik yang ada di Indonesia bersamaan juga dengan kemajuan masyarakat daerah setempat, dengan didukung kemampuan teknik terlatih dan pengalaman yang sudah kami miliki karena Indonesia merupakan pemimpin di kawasan Asean yang sedang mengalami perkembangan yang sangat penting," ujar Mr. Jung.

Kowepo merupakan salah dari sekian banyak perusahaan yang telah melakukan MoU di Indonesia.

Pada pembukaan KEK Pantoloan 2017, Kowepo mengemukakan akan menyediakan listrik di kawasan KEK sebesar 5000 MW, serta telah beroperasi pula di Sumatra Selatan dan memiliki kantor pusat di Indonesia.

Di negeri asalnya Korea, Kowepo mengoperasikan peralatan pengembangan dan pembangkit sebesar 14.000 Megawatt.

Sementara itu Mr. Hu, perwakilan dari Pemerintah Republik Rakyat China menyatakan mendukung penuh kerja sama yang dilakukan perusahaan Tidfore di Sulawesi Tengah Indonesia.

Sedangkan Dr. Suryo Atmanto selaku pembina Nawa Cita Presiten Joko Widodo menyebutkan bahwa kerja sama investasi ini merupakan perwujudan Nawa Cita dalam melakukan percepatan pembangunan Indonesia.

Ia menegaskan kembali keinginan Presiden Jokowi untuk membangun mulai dari pigngiran dan tidak hanya melulu di Pulau Jawa agar derap pembagunan dapat merata.

"Jika ada segelintir orang selalu mengatakan program penyediaan listrik 35.000 MM itu mustahil, maka kami di Nawa Cita Indonesia yakin bisa terwujud. Itu tugas yakni melakukan kajian dan studi mendalam," ujar Suryo. (skd)