Selama PPN Pendapatan Sopir Angkot Palu Meningkat

id angkot

Kegiatan ini sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat, termasuk sopir angkot
Palu,  (antarasulteng.com) - Selama pelaksanaan Pesona Palu Namoni (PPN) dan Pekan Budaya Indonesia (PBI) ke-3 yang berlangsung di Palu dari 22-28 September 2017, pendapatan sopir angkutan kota (angkot) meningkat menggembirakan.

"Kegiatan ini sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat, termasuk sopir angkot," kata Denny, salah seorang sopir angkot di Palu, Sabtu.

Ia mengaku seminggu menjelang dan sesudah dua iven periwisata itu digelar di pusatkan di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, telah memberikan kontribusi besar bagi para pelaku usaha, termasuk kalangan sopir angkot di kota ini.

Apalagi, kata dia, selama kegiatan berlangsung, penumpang angkot saban hari meningkat.

Penumpang yang naik angkot cukup padat. "Pokoknya angkot tidak pernah kosong selama kegiatan berlangsung," kata Denny dengan nada gembira.

Hal senada juga disampaikan Budi, seorang sopir angkot yang tinggal di dekat lokasi tempat pelaksanaan PPN ke II dan PBI dipusatkan di sepanjang "Teluk Palu" itu.

Ia mengaku selama kegiatan dimaksud, pendapatan sopir angkot meningkat.

Saban hari selama kegiatan berlangsung, sopir angkot memperoleh penghasilan hingga Rp200 ribu. Padahal sehari-hari dalam kondisi normal, kata dia, sudah paling tinggi pendapatan sopir angkot Rp70.000.

Menurut dia, dua kegiatan besar yang dilaksanakan di Kota Palu benar-benar memberikan kontribusi besar baik bagi masyarakat dan pelaku usaha, termasuk para pelaku usaha di sektor moda transportasi.

Kepala Dinas Perhubungan Sulteng, Abdul Haris Rengga membenarkan para pelaku usaha transportasi ikut merasakan dampak positif dari pelaksanaan PPN dan PBI.

Para pengusaha dan sopir angkot di Palu selama kegiatan berlangsung tampak cukup bersinar karena penghasilan/pendapatan meningkat dibanding hari-hari biasa.

Dia mengaku keberadaan angkot di Kota Palu setiap tahunnya terus berkurang karena rata-rata kendaraan yang beroperasi ini tidak ada peremajaan.

"Semua angkot yang ada usianya sudah cukup lama, tetapi dipertahankan pemiliknya tetap beroperasi," kata dia.

Karena itu, ke depan jika tidak sampai punah, maka perlu ada peremajaan angkot.(skd)