Kincir air I Wayan Budiana Juara I TTG 2017

id Parimo

Kincir air I Wayan Budiana Juara I TTG 2017

Kincir Air tanpa listrik karya I Nyoman Budiana ini meraih juara I Gelar TTG 2017 di Kabupaten Parigi Moutong. (Antarasulteng.com/Humas Parimo)

Parigi (Antarasulteng.com) - Usai sudah pelaksanaan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XIX Tahun 2017 tingkat nasional di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

Iven tahunan pemerintah pusat itu melahirkan banyak inovator muda dari beragai daerah di Indonesia. Salah satunya I Wayan Budiana. 

Warga Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar Provinsi Bali, itu berhasil meraih Juara I setelah menciptakan pompa kincir air tanpa listrik. 

Atas inovasinya itu, Budiana yang bergabung di Kelompok TTG Cipta Karya Kabupaten Gianyar berhak atas tropi dan uang pembinaan senilai Rp25 juta dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia. 

Budiana menceriterakan penemuan pompa kincir air tanpa listrik itu berawal saat warga di desa yang dihuni mayoritas suku Bali itu kesulitan memperoleh air bersih. Kondisi itu dialami warga sekitar Tahun 2008 hingga 2010. Wayan lalu mencoba merakit beberapa besi dan pipa bekas PDAM yang difungsikan sebagai alat untuk memperoleh air. Setelah mencoba beberapa kali, ia kemudian berhasil menciptakan teknologi itu dengan sempurna. 

Saat ini sekitar 262 kepala keluarga di desa itu telah memanfaatkan teknologi yang diciptakan I Wayan Sudana.

"Saat ini ada 6 unit yang beroperasi mendistribusikan air ke rumah-rumah warga tanpa bantuan listrik," kata Budiana yang ditemui usai menerima tropi dari Menteri Desa PDTT RI pada acara gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XIX Tahun 2017 di Kayu Bura Kabupaten Parigi Moutong, Rabu (27/9).

Ia menambahkan pompa kincir air tanpa listrik itu bisa dipasang di wilayah-wilayah yang kesulitan memperoleh air bersih. Meski masih dalam proses pengurusan hak paten, temuannya itu telah dipesan oleh beberapa daerah di Indonesia. 

"Sudah ada yang pesan, tapi saat ini baru mau dipatenkan,ā€¯katanya. 

Percepat kemandirian masyarakat

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo dalam sambutannya pada Pembukaan Gelar TTG Nasional XIX di Kayu Bura, Parigi Moutong mengatakan, TTG merupakan salah satu cara atau pendekatan yang ampuh dalam upaya mendorong percepatan mewujudkan kemandirian masyarakat desa. 

Ia berharap sentuhan TTG mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi di pedesaan. 

"Perhelatan besar ini menjadi instrumen bagi inovator untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa melalui berbagai temuan yang berbasis kearifan lokal," ujarnya.

Menteri menambahkan, TTG tidaklah selalu harus alat atau mesin, melainkan juga dapat berupa teknologi proses atau produk yang dapat menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan. 

Ia juga mengatakan bahwa Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi. 

"Desa dapat melakukan pelatihan kewirausahaan yang mendukung pengolahan produk pasca panen sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas, maka produk tersebut dapat menjadi produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) dan memberi nilai tambah," ujarnya.

Selain Wayan Budiana, para pemenang lain untuk kategori Inovasi TTG yakni juara II Suryanto (Lampung Utara) dengan inovasi alat tanam multi biji, Juara III Ahmad Ari Saputra (Kota Tanjung Pinang) dengan inovasi alat kompresor senyap.

Juara Harapan I Gunawan Efendi (Serang) dengan inovasi Gasifikasi Retort, Juara Harapan II Nur Wiswari (Kota Langsa) dengan inovasi alat pemuatan TBS, Juara Harapan III Supriyadi (Kota Tarakan) dengan inovasi alat mini chainshaw. 

Sementara, untuk pemenang Lomba Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Berprestasi Tahun 2017 diraih oleh Posyantek Wiraguna (Bengkalis) sebagai Juara II; Juara III Posyantek Kemayoran ( Jakarta Pusat), Juara Harapan I Posyantek Permata (Batanghari), Juara Harapan II Posyantek Lubuk Besar (Bangka Tengah) dan Juara Harapan III Posyantek Lentora (Kabupaten Sigi).(Jeprin/Humas Pemda)