OJK - Ansor Dorong Pemuda Mengenal Pasar Modal

id Ansor, OJK,

OJK - Ansor Dorong Pemuda Mengenal Pasar Modal

Suasana diskusi pengenalan dasar dan peluang investasi pasar modal kerjasama OJK dan GP Ansor Sulteng di Warkop Ansor, Selasa (3/10) (Muhdar)

"Saya baru paham sekarang ternyata pasar modal tidak mesti harus modal besar. Satu sampai lima juta saja kita sudah bisa berinvestasi dengan beli saham,"
Palu (antarasulteng.com) - Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Gerakan Pemuda Ansor setempat mendorong komunitas pemuda di daerah itu untuk mengenal pasar modal sehingga ikut berinvestasi.

"Peluang berinvestasi di pasar modal sangat besar terutama untuk anak muda. Berinvestasi di pasar modal tidak mesti harus orang kaya," kata Kepala OJK Sulawesi Tengah Syukri Andi Yunus di Palu, Rabu, menanggapi diskusi pengenalan dasar dan peluang investasi pasar modal yang digelar Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (3/10) malam.

Menurut Syukri, pemuda memiliki potensi untuk berinvestasi di pasar modal karena tidak harus menunggu modal besar.

Apalagi kata Syukri, pasar modal saat ini sudah berbasis dalam jaringan (online), sementara di sisi lain anak muda kini menguasai komunikasi elektronik melalui android. "Jadi sangat mendukung," katanya.

Syukri menegaskan pengawasan terhadap pasar modal saat ini juga sangat tinggi sehingga tidak ada peluang bagi pelaku pasar modal untuk melakukan investasi bodong.

Syukri mengatakan salah satu organisasi pemuda di Sulawesi Tengah yang konsisten melakukan kaderisasi dan memiliki banyak kader adalah Gerakan Pemuda Ansor sehingga sangat strategis menjadi mitra OJK dalam rangka literasi keuangan salah satunya melalui pasar modal.

Diskusi pasar modal yang berlangsung di Warkop Ansor, disambut positif oleh kader-kader Ansor dan pelaku usaha di sekitarnya.

Bendahara GP Ansor Sulteng Jumri Tahang mengatakan selama ini dirinya masih sangat minim dalam memahami pasar modal.

Selama ini kata dia, dirinya memahami pasar modal hanya untuk kalangan pelaku usaha besar sehingga peluang untuk anak muda yang memiliki modal sedikit tidak bisa menjangkaunya.

"Saya baru paham sekarang ternyata pasar modal tidak mesti harus modal besar. Satu sampai lima juta saja kita sudah bisa berinvestasi dengan beli saham," katanya.

Jumri mengatakan selama ini dirinya hanya melek dengan bank dan asuransi, padahal pasar modal juga memiliki peluang yang besar sebagai investasi alternatif dan permodalan.

Sementara itu bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sulawesi Tengah Wahyu Krisnanto mengatakan selama ini 70 persen saham di pasar modal dikuasai oleh asing.

Salah satu penyebabnya di Indonesia literasi keuangan masih sangat rendah sehingga hanya sedikit yang melirik peluang investasi di pasar modal tersebut.***