Kalau pusing tak kunjung reda, waspada tumor otak

id pusing

Kalau pusing tak kunjung reda, waspada tumor otak

Ilustrasi pusing (ANTARA News / Insan Faizin Mubarak)

Jakarta (antarasulteng.com) - Keluhan pusing yang tak kunjung sembuh atau penglihatan kabur dari waktu ke waktu hingga ganjalan di bagian mata bisa menjadi pertanda ada penganggu bernama tumor di bagian otak Anda. 

"Kalau pusing jangan diremehkan. Memang ini gejala subjektif, kurang tidur misalnya bisa pusing. Tetapi kalau pusing lebih dari sebulan dan terjadi terutama di pagi hari sebaiknya periksa ke dokter, itu bisa gejala adanya tumor di otak," ujar spesialis bedah saraf dari Comprehensive Brain and Spine Centre Surabaya, dr.Agus C. Anab, SpBS di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, sebagian penderita tumor otak yang mengalami gejala gangguan penglihatan tak menyadari kehadiran tumor sehingga baru berkonsultasi dengan dokter saat sudah terlambat. 

"Mata (penglihatan) kabur, dipikir kelainan kacamata atau ada gangguan di saraf mata. Banyak datang dalam kondisi terlambat, sudah terjadi gangguan mata, tidak bisa melihat. Saraf punya keterbatasan, ketika sudah tertekan lama (karena tumor misalnya) sulit kembali normal," kata Agus. 

Tumor otak menjadi salah satu pembunuh diam-diam di dunia kesehatan. Walau penyebab utamanya belum diketahui secara pasti namun ada sejumlah faktor risiko yang memungkinkan terjadinya tumor.  

Faktor risiko ini antara lain herediter (diwariskan dari orang tua), virus onkogen, radiasi misalnya dari smartphone, zat kimiawi termasuk penyedap rasa, pil KB dan rokok. 

Selain pusing dan penglihatan kabur, gejala lainnya jika seseorang menderita tumor di bagian otaknya yakni mual, muntah, kejang hingga melemahnya anggota gerak. 

"Ini sebenarnya sudah agak terlambat," tutur Agus. 

Oleh karenanya, kala keluhan pusing dan penglihatan kabur muncul segera lakulan pemeriksaan ke dokter sebagai deteksi dini bila memang ada tumor di bagian otau tidak. 

"Angka kejadiannya 25 ribu per tahun di Indonesia.  Sebagaian besar pasoen datang pda tahap lanjut, sudah terlambat. Perlu check up. Atau mri sebagai deteksi din," tutur Agus. (skd)