TPID: Harga Pangan Di Sulteng Normal

id podsi

TPID: Harga Pangan Di Sulteng Normal

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Moh Arief Latjuba (Foto Antara/Anas Masa)

Palu,  (antarasulteng.com) - Tim Terpadu Pengendalian Inflansi daerah (TPID) Sulawesi Tengah mengklaim harga berbagai jenis pangan di pasaran hingga kini terbilang normal.

Bahkan, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Moh Arief Latjuba, Kamis, ada beberapa komoditi pangan, harganya justru bergerak turun.

Misalkan, bawang merah dijual pedagang di pasar tradisional di Kota Palu bervariasi antara Rp14.000 s/d Rp16.000/kg. Padahal harga bawang merah pernah naik hingga mencapai Rp60.000/kg menjelang hari raya Idul Fitri 2017.

Kenaikan harga bawang merah di pasaran waktu itu dipicu karena produksi petani di sejumlah sentra produksi di Sulteng seperti di Sigi dan Dataran Napu Poso menurun akibat curah hujan tinggi.

Tetapi sekarang justru di sentra-sentra produksi bawang di Kabupaten Poso dan Sigi lagi berlangsung panen raya komoditi pangan tersebut.

Sementara bawang putih relatif bertahan pada kisaran Rp26.000/kg.

Bawang putih yang dijual di pasaran, terutama di Kota Palu selama ini didatangkan para distributor dari luar Sulteng.

Ia mengatakan khusus buah tomat, harganya terbilang anjlok.

Harga tomat dijual para pedagang di pasar saat ini turun dari sebelumhya sempat naik hingga mencapai Rp18.000/kg, kini hanya dijual Rp2.500/kg.

Turunya harga tomat dikarenakan stok ditangan petani melimpah. Petani di Kabupaten Sigi dan Dataran Napu sekarang ini lagi panen tomat.

Arief menambahkan sebagian komoditi hortikultura seperti tomat, cabe, bawang merah, terong, sawi, labu dan buah-buahan pisang, ubi, mangga, nangka, buah naga diantarpulaukan pedagang ke Kaltim.

Setiap dua minggu kapal ferry mengangkut penumpang dan hasil-hasil produksi petani di Kabupaten Sigi dan Napu untuk dijual di Kaltim.

Harga pangan lainnya serperti gula pasir Rp12.000/kg dan daging sapi Rp110.000/kg.

Soal stok pangan, sesuai informasi dari Badan Ketahanan Pangan Sulteng mencukupi kebutuhan masyarakat. Bahkan beras Sulteng mengalami surplus hingga sekitar 200 ribu ton. (skd)