Kemenag Morowali Optimalkan Peran Bp4 Tekan Perceraian

id kemenag

Kemenag Morowali Optimalkan Peran Bp4 Tekan Perceraian

Ilutrasi (antaranews)

Diharapkan dengan materi ketahanan keluarga, dapat mencegah adanya niat maupun tindakan untuk melakukan perceraian
Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Marwiah mengatakan akan mengoptimalkan peran Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) guna menekan angka perceraian di daerah itu.

"Tingkat perceraian di Morowali mencapai 150 persen. Ini cukup tinggi," katanya dalam siaran pers diterima, Senin.

Sehingga kata dia, perlunya gerakan perubahan dalam hal peningkatan kualitas keagamaan, melihat kondisi ketahanan rumah tangga di daerah itu mengalami krisis.

Dalam meningkatkan pelayanan, perlu adanya kerjasama Kemenag Morowali, Pemerintah Kabupaten Morowali, Pengadilan Agama Morowali serta BP4, agar lebih ketat lagi dalam menindaklanjuti laporan masyarakat, dalam hal permasalahan rumah tangga.

Pekan lalu, Kepala Kantor wilayah Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah Abdullah Latopada, meluncurkan proyek perubahan peningkatan kualitas keagamaan melalui optimalisasi peran BP4 Kabupaten Morowali.

Dengan program itu, diharapkan dukungan pihak terkait, agar cita-cita dan komitmen dalam pelayanan kepada masyarakat, dalam memahami kasus perceraian bisa lebih maksimal.

"Ketika perceraian terjadi, akan berdampak buruk pada generasi akan datang," ungkap Marwiah.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Abdullah Latopada mengatakan peran Kemenag dalam pencegahan perceraian melalui BP4 harus lebih diperketat lagi, dalam hal pengajuan keputusan bercerai.

Kata dia, program Kanwil Kemenag Sulteng selama ini memberikan gagasan adanya majelis Hubuul Wathan, sehingga melalui wadah itu, diharapkan keberadaan majelis di Morowali dapat memberikan bimbingan teknis hingga ke tingkat desa.

"Diharapkan dengan materi ketahanan keluarga, dapat mencegah adanya niat maupun tindakan untuk melakukan perceraian," ujarnya.

Menurut Kakanwil, tingginga angka perceraian, salah satunya disebabkan oleh faktor teknologi yang disalahgunakan. Sehingga menjadi tugas berbagai pihak, agar bagaimana dapat menyikapi teknologi komunikasi dengan bijak.

"Keberadaan ponsel pintar, seperti bermata dua dapat digunakan untuk kebaikan maupun keburukan," tutup Kakanwil. (skd)