Fatah Sapu Bersih Suara Di Kota Besar, Kalah di Wilayah Lain

id palestina, gaza, hamas, fatah

 Fatah Sapu Bersih Suara Di Kota Besar, Kalah di Wilayah Lain

Ramallah - Partai Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Fatah, meraih kemenangan dalam pemilihan kotapraja di desa dan kota besar penting di Tepi Barat Sungai Jordan, tapi kalah di daerah lain, kata beberapa sumber gerakan itu, Ahad (21/10).

Persaingan jelas terlihat antara pejabat di dalam daftar Fatah dan mantan anggota gerakan tersebut yang mencalonkan diri dalam pemungutan suara atas nama mereka sendiri. Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), pesaing utama Fatah yang menguasai Jalur Gaza, juga memboikot pemilihan umum pertama Palestina dalam enam tahun itu.

Daftar resmi Fatah, bersama dengan calon yang didukung Fatah, membuat kemajuan di kota besar seperti Al-Khalil (Hebron) --tempat HAMAS memiliki konstituante kuat di kalangan warga konservatif-- dan Bethlehem, pusat warga Kristiani di Tepi Barat, kata sumber tersebut.

Namun, para calon yang tak secara resmi didukung oleh Fatah berjaya di kota besar seperti Ramallah, kubu pimpinan Palestina itu, Nablus --pusat ekonomi Tepi Barat-- dan Jenin, kata beberapa sumber kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.

Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) dijadwalkan mengumumkan secara resmi hasil pemungutan suara bagi 93 kotapraja dan dewan desa pada Ahad malam waktu setempat.

Sementara itu, juru bicara Fatah mengatakan gerakannya telah membuat "kemenangan besar" dalam pemilihan umum tersebut.

Hasil awal itu "mewakili referendum luas masyarakat mengenai program politik Farah dan pelaksanaannya di tingkat nasional", kata Juru Bicara Ahmed Assaf, dalam satu satu pernyataan.

Tetapi Sofian Abu Zayda, angggota Dewan Revolusioner Fatah, mengatakan hasil pemungutan suara tersebut memiliki "tanda negatif bagi partai". Ia merujuk kepada kemajuan yang dicapai oleh anggota Fatah yang secara resmi dipecat dari pencalonan diri di luar daftar resmi gerakan itu.

Ketua CEC Hanna Nasser mengatakan pada akhir pemungutan suara Sabtu malam (20/10) pemilih berjumlah 54,8 persen, atau 277.000 pemberi suara.

Pemilihan terakhir kotapraja diselenggarakan pada 2005 di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan para calon HAMAS mengalahkan calon Fatah. Pada 2006, HAMAS kembali mengalahkan Fatah dalam pemilihan anggota parlemen dan, setahun kemudian, Gerakan Perlawanan Islam tersebut merebut Jalur Gaza dari pasukan pro-Abbas serta mendepak Fatah.

HAMAS, yang melarang pemungutan suara di Jalur Gaza dan menutup kantor CEC, menyatakan pemilihan umum tak bisa diselenggarakan sampai perujukan nasional penuh terwujud.
(ANTARA/Xinhua-OANA)