Ulama Libya Dibunuh Di Benghazi

id ulama, lybia

Ulama Libya Dibunuh Di Benghazi

Ilustrasi (antaranews)

Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak Sheikh Abdullah al-Fussay di depan Masjid Abu Ayyub al-Ansari", kata seorang juru bicara kantor kementerian itu di Benghazi
Benghazi, Libya - Seorang ulama Libya dibunuh Jumat di kota wilayah timur, Benghazi, ketika ia sedang menuju masjid untuk mengumandangkan adzan Subuh, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri kepada AFP.

"Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak Sheikh Abdullah al-Fussay di depan Masjid Abu Ayyub al-Ansari", kata seorang juru bicara kantor kementerian itu di Benghazi.

Kementerian Urusan Agama Libya menugasi ulama berusia 70 tahun itu di masjid tersebut, dimana siswa bisa belajar menghafal Al-Quran.

Tokoh-tokoh agama sejauh ini terhindar dari gelombang pembunuhan yang melanda Libya timur.

Puluhan pejabat yang memiliki hubungan dengan rejim terguling Muamar Gaddafi tewas dalam serangan-serangan yang diyakini sebagai pembalasan oleh muslim garis keras yang telah bebas dari penjara.

Rabu, seorang mantan anggota komite revolusi era Gaddafi dibunuh di kota Derna, Libya timur, yang merupakan daerah bergolak kelompok militan yang menolak demokrasi ala Barat.

Militan Libya secara historis terpusat di wilayah timur negara itu dan mengirim gerilyawan ke Afghanistan, Irak dan kini Suriah.

Kelompok itu dituduh bertanggung jawab atas serangan 11 September terhadap sebuah konsulat AS di Benghazi yang menewaskan empat orang Amerika, termasuk Duta Besar Chris Stevens.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.

Benghazi dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap konvoi dan organisasi internasional serta beberapa misi Barat.

Kota di Libya timur itu adalah tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah dan menjadi markas Dewan Transisi Nasional (NTC).

NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi tahun lalu, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.

Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.

Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.

Libya era Gaddafi digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret 2011.

Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya pada saat itu.

Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret 2011 juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Gaddafi.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Gaddafi, yang membuat marah Barat.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh NTC pada Kamis (20/10).(M014/SKD)