Perkembangan Islam Di Eropa Karena Nilai Ajaran

id islam

Perkembangan Islam Di Eropa Karena Nilai Ajaran

Ilustrasi (Antaranews.com)

London, (antarasulteng.com) -  Guru Besar di Universitas Islam Internasional Malaysia Prof DR H Sohirin Mohammad Solihin mengakui Islam semakin berkembang pesat di Eropa khususnya  di Inggris, karena nilai-nilai ajaran Islam sesusai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Hal itu disampaikan pendiri Keluarga Islam Britania Raya (KIBAR)  Sohirin Mohammad Solihin dalam pengajian bulanan yang diadakan KBRI London yang juga dihadiri sekitar 200 umat Islam di Inggris termasuk Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris dan Ny Lastry Thayeb, akhir pekan.

Kehadiran Sohirin Mohammad Solihin ke Inggris dalam rangkaian Kibar gathering itu mengakui Islam sebagai agama termuda dibandingkan agama samawi lain nya. Maksudnya kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW lebih muda dibanding agama-agama lain yang sudah eksis sebelumnya seperti Hindu, Buda, dan Kristen.

Menurut Sohirin yang pernah bekerja di Yayasan Islam, Leicester, Inggris Kingdom di  unit khusus pada Christian-Muslim Relation, seringkali diklaim oleh kalangan-kalangan ilmuan non-Muslim dalam bidang study of religions yang dikatakannya pendapat seperti itu betul jika melihat Islam yang diberikan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad.

Namun, pada hakekatnya Islam bukan saja diberikan kepada Nabi Muhammad melainkan sudah diberikan sejak nabi-nabi sebelumnya sejak Nabi Adam, ujar Sohirin Mohammad Solihin yang terlibat dalam sejumlah seminar dan konferensi tentang pemikiran Islam, isu-isu kontemporer umat Islam dan dialog antar-agama, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Justru kedatangan Islam pada Nabi Muhammad SAW bermaksud untuk memperbaharui nila-nilai ajaran keislaman yang telah ditinggalkan oleh pengikut para nabi sebelumnya. Inilah pada intinya yang menyebabkan Allah SWT mengutus para nabi dari waktu ke waktu yang di akhiri dengan kehadiran Nabi Muhammad, sbgai nabi terakhir.

Dikatakannya penyebab pengikut Islam semakin pesat di Eropa dan seperti di Inggeris yang menjadi penyebab utama adalah karena nilai-nilai ajaran Islam sesusai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Menurut penulis buku Koptik dan Muslim di Mesir: Studi harmoni dan Permusuhan, Islam dan Politik: Munculnya Gerakan reformatif di Indonesia, di Eropa orang semakin memiliki daya nalar pemikiran semakin tinggi dan rasional. Oleh karena saat mengikuti doktrin keagamaan yang tidak rasional, cenderung ingin mencari yang benar dan masuk akal.

Di tambah lagi, orang melihat gejala kehidupan yang serba materialistik ternyata tidak dapat mengantar pada 'kebahagian hidup'. Ada yang hal menarik bahwa ternyata saat melihat kehancuran moral, orang yang berfikir normal akan mencari nilai pandangan hidup yang dapat menentramkan jiwa mereka. Ini bisa dianggap sebagai power inti ajaran Islam yang tidak bertententangan dengan fitrah itu.

Sementara itu Sohirin Mohammad Solihin  mengatakan gagasan berdirinya KIBAR, pada tahun 1986, yang mendapat tugas dari sebuah organisasi Islam di Saudi Arabia (Rabitah Alam Islami namnya) untuk melakukan kegiatan dakwah dan memberi khotbah jum'at di kampus perguruan tinggi di Inggeris.

"Saya ditetapkan di Islamic Foundation sebagai markas kegiatan dakwah. Namun selain itu, saya juga ditugaskan meneliti gerakan kristenisasi international di dunia Islam melalui Islamic Foundation itu," ujarnya.

Dikatakannya setiap hari Jumat Sohirin yang menjabat sebagai asosiasi penelitian di Oxford Centre for Islamic Studies, St.Cross College, Oxford University, dari 1994-1995 berkeliling memberi khutbah di kampus-kampus melalui kerjasama dengan Islamic Socities,
Selain itu, ia juga terlibat dalam ceramah-ceramah mingguan dan seringkali diundang  mahaswa Malaysia. Di tengah kegiatan itu, ketemu dengan beberapa mahasiswa Indonesia, khususnya, yang disponsori  BPT yang di pimpin Prof Habibie waktu itu.

Akhirnya, banyak yang tertarik dengan materi yang disampaikan dan mengadakan pertemuan dalam skala lebih banyak. Pengajian pertama pada tahun 1987 di Islamic Foundation, Leicester tempat digelarnya Autum Kibar gathering baru baru ini.

Dalam berbagai pertemuan disepakati dibentuknya forum itu disebut KIBAR (Keluarga Islam Britania Raya) yang dimaksudkan tidak berafiliasi pada salah satu organisasi Islam mana pun di Indonesia.

Bahkan sebagai alat yang dapat menampung siapa saja dari organisasi asal manapun. Target utama dibentuknya KIBAR adalah memberi visi wawasan Islam dan komitment pada ajran Islam dalam segala dimensi kehidupan, demikian Sohirin Mohammad Solihin yang berhasil gelar PhD dari University of Birmingham.(H-ZG/SKD)