Demam Kiamat Suku Maya Mencapai Klimaks Di Meksiko

id suku, maya, kiamat, meksiko

Demam Kiamat Suku Maya Mencapai Klimaks Di Meksiko

Seorang peserta mengenakan busana tradisional suku Maya dalam upacara di luar Museum Sejarah Meksiko di Monterrey, Senin (1/10). Secara berbeda, peneliti arkeologi Barat menafsirkan bahwa 21-12-2012 menjadi hari kiamat, yang diklaim mereka berdasarkan salah satu sistem kalender suku Maya, Bak'tun.

Chichen Itza, Meksiko (antaranews.com) - Ribuan ahli mistik dan spiritual akan merayakan siklus baru suku Maya, di peninggalan reruntuhan Maya, Jumat, mengabaikan ketakutan mengenai ramalan akhir dunia terjadi hari ini.

Para penari pribumi Meksiko berpakaian cerah sambil bersorak memanggil Dewa Ular di dekat reruntuhan Chichen Itza, Kamis, saat orang Barat bermeditasi berharap memulai suatu usia emas kemanusiaan. Suku Maya berkuasa di Semenanjung Yucatan (Meksiko, Guatemala, Belize, Hondurasm dan kawasan tepi lain) sejak abad 6 sebelum Masehi.

Mereka memiliki sistem penanggalan sendiri, yang merupakan pengulangan siklus jumlah hari, dalam empat versi berbeda namun semuanya berlaku dan diakui pada masa itu. 

"Saya melihatnya sebagai perubahan dari energi, perubahan penjaga, perubahan kesadaran universal," kata seorang tukang kebun Serg Miejylo (29), yang berasal dari Connecticut.

Miejylo memakai sandal, menggulung sebatang rokok dan berambut pirang gimbal, dia adalah salah seorang yang bergabung dengan perayaan di situs Maya di Meksiko Selatan dan bagian dari Amerika Tengah.

Tapi sementara orang di sini merayakan, penutupan ke 13 Bak'tun, jangka waktu sekitar 400 tahun, di dalam kalendar panjang suku maya selama 5.125 tahun, yang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan berbagai kelompok karena menyebutkan akhir dari seluruh dunia sudah dekat.

Seorang sarjana Amerika Serikat pernah mengatakan hal tersebut dapat dilihat seperti Armageddon oleh budaya terkenal Mesoamerika, dan dari waktu ke waktu ide tersebut mulai meyakinkan kehancuran bumi yang diramalkan kalendar suku Maya.

Ketakutan kehancuran massal terjadi melalui meteor, pemadaman listrik besar, bencana alam, epidemi atau asteroid yang meluncur ke bumi beredar di internet menjelang 21 Desember.

Polisi China menangkap 1.000 orang minggu ini karena menyebarkan rumor tentang 21 Desember dan pihak berwenang di Argentina membatasi akses menuju gunung terkenal dengan UFO, setelah rumor mulai menyebar bahwa kehancuran massal terjadi.

Di Texas, maestro video game, Richard Garriott de Cayeux, memutuskan untuk mengadakan pesta yang pernah terjadi di tengah malam, hanya karena isu bumi akan berakhir.

Ahli suku Maya, ilmuwan dan bahkan badan antariksa Amerika Serikat NASA bersikeras menyatakan Maya tidak memprediksi akhir dunia dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Anggap saja seperti Y2K, ini adalah akhir dari siklus dan awal dari siklus baru," kata James Fitsimmons, seorang ahli Maya di Middlebury College di Vermont.

Optimisme era baru, evokasi kesadaran, heran dan kagum, serta melamunkan mimpi ekstra terestrial terdapat pada situs kuni minggu ini, meninggalkan kebingungan suku Maya.

"Ini murni Hollywood," kata Luis Rodriguez Mis (45), seorang Maya menjual patung obsidian dan cinderamata yang dibentuk menjadi pisau seperti yang Maya pernah gunakan untuk pengormanan manusia.

Di Chichen Itza, di bawah sebuah labirin abu-abu dan pilar putih Maya, lingkaran sekitar 40 turis duduk diam bermeditasi, Kamis.

Pada satu titik, seorang perempuan menggunakan kemeja merah muda mengatakan zaman keemasan benar-benar emas dan meminta kelompok untuk menemukan bentuk cahaya mereka ke dimensi lain. Meditasi kemudian dilanjutkan.

Beberapa saat sebelumnya, penari adat mengenakan kain putih, bulu cerah dan manik-manik mengguncang marakas dengan ketukan drum di kaki Kuil ular dewa Kulkulkan, titik fokus dari perayaan, Jumat.

"Kami meminta semua saudara laki-laki di Bumi yang Kulkulkan mendominasi seluruh hati di dunia," kata salah seorang penari yang mengangkat tangannya ke langit.

Peradaban Maya mencapai puncaknya antara tahun 250 hingga 900 ketika memerintah sebagian besar wilayah yang sekarang selatan Meksiko, Guatemala, Belize dan Honduras. Suku Maya tersebut mengembangkan hieroglif menulis, sistem astronomi dan kalendar canggih.

Terdapat tradisi lama dari memanggil waktu di dunia.

Berdasarkan perhitungan membaca Alkitab, ilmuwan besar Issac Newton pernah mengutip 2.060 ketika planet dihancurkan.

Pendeta Amerika Serikat Willian Miller meramalkan bahwa Yesus Kristus akan turun ke bumi pada Oktober 1844 untuk membersihkan umat manusia dari dosa.

Bila itu tidak terjadi, para pengikutnya, yang dikenal sebagai Milleris, akan merasa sangat kecewa.

Pada 1997, 39 anggota sekte Gerbang Surga meyakini tentang daur ulang dunia, bunuh diri di San Diego untuk nasik ke sebuah pesawwat alien, yang mereka katakan untuk mengikuti belakang komet.

Baru-baru ini penyiar radio Amerika Harold Camping meramalkan dunia akan berakhir pada 21 Mei 2011, kemudian mengganti tanggal lima bulan ke depan, setelah kiamat tidak terjadi.

Pikiran seperti itu jauh dari pemikiran peziarah yang berpakaian gaudily ke Chichen Itza untuk mencari perjalanan spiritual.

"Apa yang saya harapkan adalah bahwa saya melepaskan semua sistem kepercayaan lama dan semua masa lalu dan saya hanya masuk ke dalam realitas baru yang lebih baik," kata Arus Lesur (48), seorang Perancis, yang sekarang tinggal di California yang mengajar Yoga di bawah air saat waktu luang.

Faun Rouse (78), seorang pengunjung dari Colorado berpikir dari jenis yang berbeda dari kepuasan batin ketika ditanya bagaimana dia akan menandai datangnya era baru.

"Dengan makan malam, daging steak besar dan lobster, kemudian terbang kembali, Sabtu," kata dia. (S038/SKD)