Palu, (antarasulteng.com) - Bank
Indonesia mencatat total aset perbankan di Provinsi Sulawesi Tengah
(Sulteng) pada triwulan IV/2012 sebesar Rp17,1 triliun, meningkat 22,8
persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu sebesar Rp13,9
triliun.
Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah
Wuryanto di Palu, Senin, mengatakan pertumbuhan aset perbankan di
Sulawesi Tengah secara triwulanan tumbuh 0,31 persen, yakni dari Rp17
triliun pada triwulan III/2012 menjadi Rp17,1 triliun pada triwulan
IV/2012.
Dia mengatakan pertumbuhan aset itu dipicu adanya pembangunan
kantor bank atau cabang baru di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi
Tengah, seperti BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Panin dan sejumlah kantor
cabang Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun
perbankan di Sulawesi Tengah hingga triwulan IV/2012 sebesar Rp10,3
triliun, atau meningkat 12,7 persen dibanding triwulan sama pada tahun
2011.
Sedangkan secara triwulanan, DPK pada triwulan IV/2012 turun 1,5 persen, yakni dari Rp10,5 triliun menjadi Rp10,3 triliun.
Bank Indonesia juga mencatat penyaluran kredit perbankan pada
triwulan IV/2012 tercatat sebesar Rp14,5 triliun, sehingga rasio total
kredit terhadap total dana pihak ketiga (Rasio Loan to Deposits/LDR)
sebesar 141,1 persen, atau meningkat apabila dibandingkan dengan
triwulan sama pada 2011 yang sebesar 126,4 persen.
Wuryanto mengatakan peningkatan LDR terjadi karena pertumbuhan
kredit yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan dana.
Sementara itu, lanjutnya, kualitas kredit yang diberikan
menunjukkan perkembangan membaik, tercermin dari rasio kredit nonlancar
(NPL-gross) yang masih tetap terjaga di level rendah.
Pada triwulan IV/2011 NPL-gross tercatat 2,7 persen, menjadi 2,1
persen pada triwulan III/2012, dan 1,7 persen pada triwulan IV/2012.
Sementara itu, struktur pendanaan bank masih didominasi oleh
tabungan yang memiliki pangsa sebesar 64,3 persen, diikuti deposito dan
giro masing-masing 19 persen dan 16,7 persen.
Selanjutnya, pada pos kredit yang diberikan perbankan kepada masyarakat tumbuh sebesar 25,8 persen.
Wuryanto mengatakan hal itu terutama disebabkan oleh lingkungan
usaha yang kondusif dan suku bunga yang cukup bersaing sehingga
mendorong tingginya permintaan kredit perbankan, baik nasabah perorangan
maupun korporasi. (R026/SKD)
Berita Terkait
Menyelamatkan Gedung Filateli Jakarta
Minggu, 24 Maret 2024 10:26 Wib
Bareskrim Polri sita aset Panji Gumilang terkait kasus TPPU
Jumat, 23 Februari 2024 12:26 Wib
Kejagung rampas vila Bentjok senilai Rp32,8 miliar di New Zealand
Sabtu, 27 Januari 2024 10:43 Wib
Kementerian Keuangan amankan ribuan aset di Kalteng melalui sertifikasi tanah BMN
Rabu, 24 Januari 2024 12:42 Wib
Pasar kripto akan tumbuh seiring persetujuan ETF Bitcoin
Sabtu, 13 Januari 2024 10:49 Wib
Gubernur Sulteng serahkan hibah aset seluas 1.135 meter persegi kepada korem
Selasa, 19 Desember 2023 12:13 Wib
Pemkot Palu berharap pengelolaan aset wakaf untuk kesejahteraan umat
Kamis, 30 November 2023 17:29 Wib
Menteri Keuangan lakukan koordinasi terkait aset negara di IKN maupun Jakarta
Rabu, 29 November 2023 15:44 Wib