Polisi Periksa Tujuh Saksi Kasus Pemukulan Wartawan

id Wartawan, Dikeroyok, SPBU, Bungku

Polisi Periksa Tujuh Saksi Kasus Pemukulan Wartawan

Sejumlah wartawan di Surabaya berunjuk rasa belum lama ini untuk meminta polisi menuntaskan penanganan sejumlah kasus penganiayaan terhadap wartawan. (ANTARA/Eric Ireng)

Soal motif pengeroyokan tersebut, Kapolres mengaku masih mendalaminya."
Palu - Kepolisian sudah memeriksa tujuh saksi dalam kasus pemukulan dua wartawan saat meliput antrean pengisian bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (29/5) petang.

"Dari tujuh saksi itu, sudah ada yang mengarah sebagai tersangka. Mudah-mudahan nanti sore tersangkanya sudah kita ditetapkan," kata Kapolres Morowali AKBP Suhirman yang dihubungi ANTARA melalui telepon genggam di Bungku, sekitar 500 km tenggara Kota Palu, Rabu.

Soal motif pengeroyokan tersebut, Kapolres mengaku masih mendalaminya.

Suhirman menjelaskan, pada Selasa petang itu, kedua wartawan tersebut (Reny Sri Ayu Taslim dari harian Kompas Jakarta dan Mochtar Mahyuddin dari Harian Mercusuar Palu-red) turun dari mobil, dan langsung memotret antrean pengisian BBM di dalam area SPBU.

Seorang petugas SPBU, kata Suhirman, kemudian mengingatkan wartawan tersebut agar tidak mengambil gambar karena ada larangan memotret di dalam area SPBU.

"Namun entah bagaimana, tiba-tiba sang wartawan tersebut dianiaya warga yang sedang antre," ujar Kapolres dan menambahkan bahwa pemukulan itu dilakukan oleh warga secara spontan.

Terkait pengisian BBM menggunakan jerigen yang sering terjadi di SPBU satu-satunya di Kota Bungku tersebut, Kapolres berjanji akan melakukan penertiban karena banyak dikeluhkan warga.

"Kami akan bekerja sama dengan instansi terkait dan pihak SPBU untuk menertibkan hal ini," ujarnya.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana yang dihubungi terpisah Selasa malam, mengatakan telah memerintahkan Kapolres untuk mengusut kasus ini secara tuntas dan terbuka, serta segera mencari tersangkanya untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Wartawan Harian Kompas Reny Sri Ayu Taslim dan wartawan Harian Mercusuar Mochtar Mahyudin dipukul oleh sejumlah warga di Kota Bungku, Ibu kota Kabupaten Morowali, saat meliput antrean pengisian BBM di SPBU.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Ridwan Lapasere mengatakan bahwa Moechtar dikeroyok oleh massa di SPBU Bungku sekitar pukul 16.05 WITA saat keduanya sedang meliput antrean di SPBU. Akibat pemukulan itu, Mochtar mengalami memar di bagian rahang, sedangkan Reny mengaku muntah dan mual-mual setelah dipukul di bagian perut.

Reny dan Mochtar yang sedang bertugas di Bungku mampir ke sebuah SPBU untuk mengambil gambar dan mewawancarai masyarakat yang sedang antre membeli BBM. Pada saat itu, banyak warga juga membawa jerigen.

"Saya dan Mochtar bergantian mengambil gambar dan mewawancarai warga yang antre. Namun, tiba-tiba saya lihat Mochtar sudah dikeroyok orang. Saya dan polisi mencoba melerai. Namun, tiba-tiba ada massa yang sedang beringas itu berkata, ini (Reny, red.) juga temannya, sehingga saya kemudian dipukul di bagian perut," ujar Reny.

Reny mengaku tidak tahu persis mengapa warga tiba-tiba menyerang mereka, padahal sebelumnya saat diwawancarai mereka biasa-biasa saja. Namun, dia menduga ada yang merasa terganggu atas liputan mereka karena antrean pengisian BBM dengan menggunakan jerigen itu karena diduga melibatkan perusahaan tambang yang banyak beroperasi di wilayah Bungku.

Ketua AJI Palu Ridwan Lapasere mengecam pengeroyokan wartawan yang sedang melakukan tugas itu, dan berharap polisi segera menangkap pelaku dan mengungkap motif penganiayaan tersebut. (T.R007)