London (antarasulteng.com) - Anggaran pertahanan di kawasan Asia Pasifik akan mengambil alih
posisi Amerika Serikat dan Kanada pada 2021, menurut sebuah studi oleh
analis terkemuka IHS Jane yang dipublikasikan pada Selasa.
Belanja senjata di China dan negara-negara Asia Pasifik lainnya
diperkirakan akan naik 35 persen di atas tingkat 2013 menjadi 501 miliar
dolar AS (383 miliar euro) pada 2021, melampaui Amerika Utara, sebuah
studi "Neraca Perdagangan" menyimpulkan.
Secara keseluruhan, perdagangan global senjata -- terdiri dari
impor dan ekspor senjata -- meningkat 30 persen antara 2008 dan 2012,
dari 56,5 miliar dolar AS menjadi 73,5 miliar dolar AS
"Pada tingkat ini, perdagangan pertahanan antara negara-negara akan
menjadi lebih dari dua kali lipat pada 2020," kata studi tersebut.
Amerika Serikat
tetap menjadi eksportir senjata terbesar di dunia pada 2012 dengan
nilai 28,5 miliar dolar AS, naik dari 20,1 miliar dolar AS empat tahun
sebelumnya.
Sementara India adalah importir senjata terbesar di dunia pada
2012, menunjukkan lompatan besar 70 persen sejak 2008, dari 3,1 miliar
dolar AS menjadi 5,3 miliar dolar AS.
Berita Terkait
KPU sebut realisasi anggaran Pemilu 2024 capai Rp40 triliun
Senin, 25 Maret 2024 14:57 Wib
Pupuk Indonesia sebut anggaran subsidi pupuk naik jadi Rp54 triliun
Selasa, 19 Maret 2024 9:10 Wib
Anggota Komisi X DPR RI usul bentuk kementerian makan siang gratis
Rabu, 6 Maret 2024 15:03 Wib
Kemenperin fokuskan anggaran pengembangan wirausaha barfu dan IKM
Rabu, 28 Februari 2024 12:22 Wib
Airlangga sebutkan anggaran makan siang gratis berkisar Rp15 ribu
Senin, 26 Februari 2024 16:05 Wib
Australia pastikan naiknya anggaran pertahanan bukan ancaman buat RI
Sabtu, 24 Februari 2024 10:07 Wib
Menkeu jelaskan soal blokir anggaran K/L Rp50 triliun
Rabu, 14 Februari 2024 19:06 Wib
Capres tak beri gagasan baru untuk anggaran pendidikan
Senin, 5 Februari 2024 15:36 Wib